Partai politik dinilai gagal dalam proses kaderisasi untuk melahirkan calon pemimpin baru. Hal itu terlihat dari banyaknya calon tunggal pasangan kepala daerah dalam Pilkada serentak 2015.
"Partai politik ini seperti tidak serius berpartai. Ke mana saja mereka selama ini, masa tidak bisa melahirkan pemimpin," kata pengamat politik Ray Rangkuti dalam diskusi bertema 'Potensi Ancaman Pilkada' yang digelar Para Syndicate di kantornya, Jalan Wijaya Timur III, Jakarta (Rabu, 29/7).
Dia menjelaskan, salah satu tugas dan fungsi utama parpol adalah melahirkan pemimpin-pemimpin baru lewat kaderisasi.
Menurut Ray, seharusnya, parpol berlomba-lomba mengusung calon yang disiapkan sejak lama, bukan ramai-ramai mendukung kepala daerah petahan yang memiliki elektabilitas tinggi.
"Kan kasihan kadernya sudah disiapkan masak tidak diusung karena takut kalah," ujarnya.
Untuk itu, dia menyarankan Komisi Pemilihan Umum (KPU) tetap berpegang pada peraturan yang dibuat soal pencalonan kepala daerah. Ray menilai, KPU sudah berbaik hati dengan memberi tambahan waktu masa pendaftaran untuk daerah yang hanya memiliki calon tunggal.
Jika dalam tambahan waktu tiga hari tidak ada parpol yang mendaftarkan calon lain, maka selayaknya pilkada di daerah itu ditunda hingga 2017 mendatang.
"Tidak ada ceritanya pilkada hanya diikuti satu pasangan calon. Di undang-undang juga mengatakan harus dua pasangan," tegas Ray yang juga direktur eksekutif Lingkar Madani Indonesia (Lima).
Diketahui, hasil rekapitulasi KPU tadi malam terkait pendaftaran calon kepala daerah terdapat 12 daerah yang tidak memiliki lebih dari satu pasangan calon.
KPU menghimpun data sebanyak 705 calon yang terdiri dari 650 calon kepala daerah laki-laki dan 55 kepala daerah perempuan. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA