post image
KOMENTAR
Partai Idaman (Islam, Damai, dan Aman) yang dimotori Raja Dangdut Rhoma Irama diprediksi tidak bertahan lama. Apalagi dapat bertaring dalam kontestasi Pemilu 2019 nanti.

"Mereka akan lebih sulit meraih suara," kata pengamat politik Universitas Padjajaran (Unpad) Idil Akbar saat dihubungi, Senin (20/7).

Alasan itu bukan tanpa sebab. Idil menjelaskan, Partai Idaman tidak cukup hanya mengandalkan figur Rhoma Irama untuk menggalang dukungan. Ditambah lagi, partai ini melandaskan ideologi pada agama yang sudah banyak dilakukan para pendahulunya.

"Kekuatan figuritas dan sektarian berdasar agama tertentu sudah bergeser, berganti dengan rasional pragmatis," bebernya.

Menurut Idil, daya dukung eksistensi partai tidak cukup hanya terletak pada satu figur saja.

"Sementara, upaya mencitrakan diri tak didukung oleh faktor lain seperti penguasaan media dan sebagainya," tegasnya.

Pada Sabtu 11 Juli lalu, Rhoma Irama mendeklarasikan berdirinya Partai Idaman. Menurut Rhoma, alasan berdirinya partai itu adalah untuk memberi kontribusi nyata kepada negeri. Dia menilai bahwa parpol adalah satu-satunya cara untuk mewujudkan hal tersebut.

Acara deklarasi yang digelar di sebuah rumah makan di kawasan Jakarta Selatan diakhiri dengan penandatanganan akta pendirian Partai Idaman di hadapan notaris. Akta tersebut ditandatangani oleh Rhoma sebagai ketua umum dan Sekretaris Jenderal Abdurrahman Tardjo.

Pendirian Partai Idaman juga didukung organisasi seperti Aliansi Kejujuran untuk Rakyat (Akurat), Fahmi Tamimi, serta Fans or Rhoma and Soneta (Forsa).[rgu/rmol]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Peristiwa