post image
KOMENTAR
Rosmadiman Purba (42) yang merupakan orang tua Aprilianto Andreas (14) yang juga kakak kandung dari Junaidi (35), dua warga yang menjadi korban penembakan polisi di Jalan Kapten Sumarsono/Karya VII, Kecamatan Medan Helvetia terlihat sangat kesal dengan aksi koboi personil polsek Medan Helvetia tersebut.

Ia yakin petugas tersebut salah sasaran karena adiknya Junaidi (35) baru tiba di Medan tadi pagi untuk keperluan membawa anaknya berobat.

"Adikku Junaidi itu baru datang dari Dumai ke Medan untuk membawa berobat anaknya yang sakit. Tadi pagi datangnya. Tadi pas datang ke rumah mau tanya bagaimana cara buat kartu BPJS. Empat polisi berpakaian preman tanpa banyak tanya langsung menembak adikku saat didepan pintu. Anakku April Andreas (14) juga kena," katanya.

Usai melakukan aksi koboinya, petugas polisi berpakaian preman lalu mengamankan anaknya Agus (17) dan keponakannya Hermanto yang diduga terlibat kasus kejahatan.

"Disitu aku sempat melawan, karena asal main tangkap aja. Kubilang harus tanggung jawab kalian. Salah satu oknum polisi bermarga Rajagukguk juga menokok kepalaku dengan pistol sampai benjol," jelasnya.

Ia mengaku, anaknya Agus memang pernah terlibat kasus kejahatan pada tahun 2013 lalu dan keluar penjara pada tahun 2014.

"Sejak keluar dari penjara anakku itu kerja sebagai Satpam di Martubung. Keponakannku Hermanto kerja menanam pinus di Dolok Sanggul dan baru datang juga," jelasnya.

Untuk itu, ia meminta kepada Kapolda Sumut untuk mengusut anggotanya yang melakukan aksi koboi itu.

"Saya akan laporkan kejadian ini ke Propam Polda. Saya tanda petugas kepolisian berpakaian preman yang melakukan aksi koboi itu," sebutnya.[rgu]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel