post image
KOMENTAR
Semua pihak harus mewaspadai langkah pihak-pihak tertentu yang sedang mengadu domba antar umat beragama di Indonesia dan menjadikan sentimen agama sebagai komoditas politik. Ini semua berpotensi merusak stabilitas nasional dan kerukunan antar umat beragama.

Begitu ditegaskan Presiden Pemuda Asia-Afrika (Asean-African Youth Goverment), Beni Pramula saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL (Sabtu, 18/7). Pernyataan Beni ini menanggapi insiden pelarangan shalat Idul Fitri berbuntut perusakan tempat ibadah di Tolikara, Papua, kemarin.

"Keistimewaan bangsa Indonesia selama ini adalah masyarakatnya yang majemuk dan toleran, saling menghormati antar pemeluk agama. Oleh karena itu, setiap pemangku agama hendaknya menyadari bahwa kemajemukan bangsa Indonesia yang beraneka ragam suku, budaya, dan penganut agama yang berbeda merupakan sesuatu yang harus diperhatikan bagi terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa," ujar Beni yang juga ketua umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) itu.

Lebih lanjut, Beni menyesalkan peristiwa yang terjadi di Tolikara, Papua. Pembubaran dan pelarangan Salat Idul Fitri tersebut, menurutnya, telah menodai semangat toleransi yang selalu dijaga bangsa Indonesia. Insiden ini, sangat melukai hati umat Islam di seluruh dunia yang sedang merayakan Idul Fitri.

"Polri harus segera mengambil tindakan tegas dan mengusut tuntas, serta memberi hukuman yang berat kepada pihak-pihak yang terlibat melakukan perusakan masjid dan melarang pemakaian jilbab bagi muslimah di Papua," sambungnya.

Selain itu, Beni juga meminta aparat penegak hukum untuk menyelidiki keterlibatan kelompok Gereja Injil Di Indonesia (GIDI) dalam aksi brutal tersebut. Indikasi dugaan berdasarkan keberadaan surat tanggal 11 Juli 2015 yang dikeluarkan Badan Pekerja Wilayah Tolikara DIGI tentang pelarangan umat Islam menggelar Salat Idul Fitri.

"Polisi harus mengusut kebenaran surat yang dikeluarkan oleh DIGI. Surat tersebut dapat dianggap sebagai bentuk ancaman dan bersifat propaganda terhadap eksistensi kelompok-kelompok keagamaan. Jika dibiarkan berlarut persoalan ini akan memancing kemarahan umat Islam di penjuru Indonesia dan dunia," tandasnya.[hta/rmol]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa