Aksi Cerpat Tanggap (ACT) menginisiasi komitmen bersama untuk membantu pengungsi Sinabung. Bersama dengan komunitas relawan lainnya, ACT membentuk Komite Peduli Sinabung (KPS).
"Semua kelompok relawan ini memiliki kesamaan visi untuk membantu pengungsi Sinabung," kata Head Office ACT Medan, Zulham Effendi, Kamis (9/7/2015) di Hotel Polonia Medan.
Zulham menjelaskan salah satu fokus bantuan yang akan dberikan yakni masukan bagi pemerintah dalam penanganan pengungsi Sinabung terutama masalah hunian sementara bagi pengungsi yang terdampak dari Erupsi Sinabung. ACT dan KPS menurutnya siap untuk memberikan beberapa program hingga membantu pembangunan shelter yang akan ditempati oleh para pengungsi.
"Konsepnya bisa meniru beberapa hunian sementara (huntara) pengungsi yang sudah dibangun di langsa, Aceh. Disana Huntara dibuat dengan konsep shelter terintegrasi dimana pemukiman tersebut memiliki fasilitas sosial, ekonomi dan lainnya yang menjadi kebutuhan pengungsi," ujarnya.
Saat ini konsep pembangunan Huntara yang diusulkan oleh ACT menurut Zulham belum sesuai dengan rencana pemerintah. Dimana hunian dibangun dalam bentuk jambur. Padahal, konsep shelter terintegrasi harus dibangun dengan model pemukiman warga dimana setiap keluarga mendapatkan hunian sementara yang terpisah dengan keluarga lain.
"Intinya tidak bisa ditumpuk dalam satu ruangan besar seperti jambur yang akan dbangun pemerintah," demikian Zulham.
Komunitas relawan yang tergabung dalam KPS ini antara lain ACT, Masyarakat Relawan Indonesia (MRI), Keluarga Mahasiswa Islam (KMI) Mikroskill, Komunitas Gemar Berbagi, Hotel Polonia, Relawan Indonesia, Ulul Albab, Pejuang Sedekah Mandiri, Boemi Poetra, Jaman, Orang Indonesia, dan komunitas relawan lainnya.[rgu]
KOMENTAR ANDA