Direktur Pengembangan PT PLN Nasri Sebayang mengatakan hingga saat ini perusahaan negara tersebut masih mengalami kekurangan daya untuk mencukupi kebutuhan listrik di Sumatera Utara. Meski 1 unit PLTU Nagan Raya sudah beroperasi, namun kini harus dihentikan kembali untuk proses pemeriksaan dan pembongkaran. Demikian diungkapkannya dalam pertemuan dengan Wakil Gubernur Sumatera Utara, T Erry Nuradi di Lantai 9 Kantor Gubernur Sumatera Utara, Rabu (8/7/2015) kemarin.
"Defisit listrik Sumut saat ini salah satunya disebabkan 1 unit PLTU Nagan Raya yang sekarang dalam tahap first year inspection atau pemeriksaan tahun pertama setelah beroperasi yang tepat jatuh pada bulan Ramadan. Sudah menjadi ketentuan pembangkit, harus dihentikan operasionalnya untuk diperiksa dan dibongkar," katanya.
Saat ini kata Nasri, beban puncak sudah mencapai 1850 MW meningkat dibandingkan ahun sebelumnya. Sedangkan kapasitas pasokan listrik di Sumut hanya eiliki cadangan 100 MW yang menurutnya belum cukup. Dari data tersebut, krisis listrik Sumut baru benar-benar tuntas pada Tahun 2019. Sebagaimana program pemerintah selama 2015-2019 akan membangun pembangkit 35 ribu MW. Dari program dimaksud Sumbagut akan masuk tambahan 2.300 MW yang saat ini sebagian sudah masuk proses konstruksi dan sebagian pelelangan.
"Ditargetkan pada Tahun 2019, cadangan listrik Sumut minimum 30% dari Beban Puncak akan tercapai sehingga kendala pemadaman listrik ke depannya tidak lagi terjadi," ujarnya.
Dijelaskanya, PLTU Pangkalan Susu sebesar 2 x 200 MW saat ini dalam tahap penyelesaian. Menurutnya PLTU Pangkalan Susu menjadi tulang pungung mendukung sistem tenaga listrikan mulai Aceh, Sumut hingga perbatasan Riau.
"Sekarang PLTU Pangkalan Susu sedang pengujian akhir, dalam bulan depan dioperasikan secara komersial. Walaupun belum beroperasi secara komersil, tapi daya pembangkit masuk ke dalam sistem, dimana sehari beroperasi masuk total 320 MW untuk 2 unit, dan Desember diperkirakan mencapai 400 MW," ungkapnya.[rgu]
KOMENTAR ANDA