MBC. PT Garuda Indonesia (Persero) sudah menerapkan Crisis Center dengan status Emergency Response Plan (ERP), atau status untuk kondisi darurat saat terjadi kebakaran di JW Lounge Terminal 2E. Sebanyak, 200 pasukan gabungan dari Paskhas dan Marinir ikut diterjunkan untuk mengatasi potensi keributan penumpang yang menumpuk di Bording Lounge.
"Saya ikut turun tangan langsung dengan menjadi Commanding Officer atau penanggung jawab maskapai di lokasi kejadian. Sejumlah prosedur manual untuk check in penumpang dan bagasi pun diberlakukan pada saat itu," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo dalam pesan singkatnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Arif menerangkan, prosedur manual untuk check in memang menghabiskan waktu lama. Sebab, ada 179 penerbangan di Bandara Internasional Soekarno Hatta.
"Jumlah penumpang yang di-handle sekitar 30.000 pax (orang) dari total sekitar 55.000 pax, baik seluruh domestik maupun internasional," ujarnya.
Arif menyebutkan, akibat kebakaran ini, ada 3.994 penumpang yang terlantar di Terminal F1-F7. Yang akhirnya ditawarkan opsi refund, reschedule flight, dan stay di hotel. Namun hanya dapat 262 pax (penumpang) refund dan 628 stay di hotel, sisa ribuan penumpang bersikukuh untuk menginap di Boarding Gate.
"Garuda mengalami delay yang luar biasa. Pada saat kejadian semua mati, termasuk announcement dengan menggunakan portable speaker. Kami menambah 200 orang untuk menangani penumpang. Alhamdulillah, kami telah berhasil melakukan quick recovery," tuturnya.
Hingga Senin malam, sambung Arif, kondisi sudah berlangsung normal dan terkendali. Meski begitu, masih ada sejumlah dampak karena penyesuaian rotasi kru. Jika pun terjadi delay, maka tidak akan berkepanjangan seperti Minggu kemarin.
Garuda juga telah menambah satu penerbangan pesawat ke sejumlah tujuan. Semua penumpang yang mengalami keterlambatan juga sudah ditangani dan dilayani masuk ke penerbangan reguler plus tambahan kapasitas di lima kota yang cukup besar, yaitu Surabaya dengan tambahkan dua kali penerbangan 747-400, Denpasar dua kali 747-400, Batam menggunakan Airbus 330. Seluruhnya, merupakan extra flight dari frekuensi yang ada.
"Sebanyak 66 penerbangan sampai Senin pukul 11.00 WIB sudah berjalan lancar. Kemudian Semarang ditambahkan dua ekstra flight, dan Pontianak satu ekstra flight. Kami harapkan hari ini bisa kembali normal," harap dia.
Garuda kata Arif, terus berkoordinasi dengan PT Angkasa Pura II (Persero) selaku operator bandara terkait check in counter di Terminal 2E yang sempat terganggu.
"Yang kami waspadai ini H-10, kami sedang koordinasi dengan AP II terkait dengan check-in counter di Terminal E yang kemarin sempat terganggu. Kami harapkan bisa segera pulih seperti semula," tandasnya.
Seperti ketahui, Garuda Indonesia mengalami gangguan operasional yang mengakibatkan terganggunya jadwal penerbangan. Kebakaran juga mengakibatkan rusaknya sistem check in, boarding, load control system, dan conveyor belt yang membuat perangkat tersebut tidak bisa beroperasi dan mati total.
Sementara delay penerbangan Garuda terjadi sejak Minggu (5/7) pukul 07.00 - 12.00 WIB, ada 20 penerbangan. Sedangkan dari pukul 12.00-18.00 WIB mencapai 80 penerbangan. Karena situasi yang semakin sulit, Garuda pun memutuskan untuk membatalkan 49 penerbangan di sore dan malam hari. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi ketersediaan kru kokpit dan kabin pada Senin (6/7). [rmol]
KOMENTAR ANDA