Belum dapat dipastikan kapan Presiden Joko Widodo akan mengetuk palu reshuffle Kabinet Kerja.
Sejauh ini ada tiga versi yang beredar mengenai waktu pergantian menteri Kabinet Kerja. Pertama, sebelum Lebaran, yang berarti dalam waktu beberapa hari lagi. Kedua, beberapa hari setelah Lebaran atau pada paruh kedua bulan Juli ini. Ketiga, setelah pemerintahan Jokowi berusia satu tahun atau di bulan Oktober nanti.
Informasi lain yang berkembang di lapangan dan di kalangan media adalah mengenai paket tim ekonomi baru yang akan dibentuk Jokowi.
Paket pertama adalah Darmin Nasution sebagai Menko Perekonomian, dan Chatib Basri sebagai Menteri Keuangan. Darmin Nasution adalah mantan Dirjen Pajak dan mantan Gubernur BI. Sementara Chatib Basri adalah mantan Menteri Keuangan di era Susilo Bambang Yudhoyono.
Nama Darmin Nasution yang kini duduk sebagai Komisaris Utama Bank Mandiri mulai muncul di lantai bursa calon menteri sejak bulan lalu, dan semakin kuat setelah dirinya dipanggil bertemu Presiden Jokowi kemarin (Jumat, 3/7/2015).
Adapun Chatib Basri disebut-sebut sebagai nama yang diusulkan Sri Mulyani Indrawati. Menurut informasi yang berkembang, awalnya ada segelintir orang di Istana Negara yang menginginkan Sri Mulyani (kembali) menempati posisi Menteri Keuangan itu. Tetapi, konon SMI menolak dengan halus dan mengusulkan Chatib Basri yang biasa disapa Dede.
Duet Darmin-Dede ini dinilai kurang bisa menjawab persoalan utama tim ekonomi Jokowi sejauh ini, yakni kegagalan membangun ekonomi kerakyatan berdasarkan Nawa Cita dan Trisakti.
Paket tim ekonomi kedua adalah Rizal Ramli sebagai Menko Perekonomian dan Bambang Brodjonegoro tetap sebagai Menteri Keuangan.
Pasangan ini dinilai lebih menjanjikan. Rizal Ramli dikenal sebagai ekonom serba bisa yang memiliki 1.001 jurus penyelamatan saat bertugas sebagai Kepala Bulog, Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan di era Abdurrahman Wahid. Rizal Ramli yang kini adalah Komisaris Utama Bank BNI 1946 juga dikenal sebagai sosok yang bersih dan antikorupsi.
Sementara Bambang Brodjonegoro dinilai sebagai pekerja keras yang selama ini jatuh bangun membangun pondasi program kerja ekonomi pemerintahan Jokowi. Bambang Brodjonegoro juga dinilai loyal dan tidak memiliki kaitan dengan kepentingan politik praktis apapun.
Di sisi lain, dia juga memiliki kemampuan komunikasi politik yang baik, terlihat dari waktu pengesahan APBN Perubahan 2015 yang relatif cepat.
Paket mana yang akan dipilih Jokowi?
Kita tuggu saat palu reshuffle telah diketuk.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA