Indonesia akan mengalami kerugian yang sangat besar bila tidak segera membenahi alat utama sistem persenjataan (Alutsista).
Begitu kata mantan Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y Thohari saat berbincang dengan wartawan beberapa saat lalu, Kamis (2/7)
"Berapa biaya untuk mencetak enam orang kapten itu, setelah lama dididik dilatih dan segala macam, lalu meninggal hanya karena pesawat yang sudah tua. Untuk 6 kapten saja itu biayanya miliaran. Untuk mendidik 10 kapten itu saja bertahun-tahun, itu sudah seharga satu Hercules," beber Hajriyanto.
Dia jelaskan, saat masih duduk di Komisi I pada periode lalu, DPR RI sudah memperioritaskan untuk meningkatkan anggaran peremajaan dan modernisasi alutsista. Akan tetapi, saat itu aspirasi DPR untuk alutsista banyak ditolak oleh sejumlah ekonom yang menentukan kebijakan anggaran Indonesia.
Padahal, menurut politikus Golkar itu, saat ini hanya 4 pesawat Hercules yang berfungsi dari 13 yang ada.
"Saya kasih tahu ya, Yang empat itu beroperasi juga secara kanibal. Kalau mau terbang spare partnya ambil dari pesawat yang tidak terbang. Itu kan kanibal,” beber Hajriyanto.
Selain minimnya peremajaan, ia menyayangkan minimnya perawatan Hercules yang dimiliki negara ini. Menurutnya, karena jumlah pesawat yang sedikit dengan waktu operasional yang sangat tinggi menyebabkan waktu untuk perawatan terabaikan.
Hajriyanto berharap negara segera memperbarui alutsista terutama untuk pesawat Hercules agar negara tidak lagi mengorbankan putra-putra terbaik bangsa hanya karena kondisi pesawat yang sudah tua. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA