Dosen FISIP Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Sohibul Anshor yakin calon pimpinan KPK yang dihasilkan dari proses rekrutmen oleh Panitia Seleksi (Pansel) KPK saat ini tidak akan independen. Hal ini disampaikannya menanggapi segera berakhirnya masa pendaftaran calon pimpinan KPK 3 Juli 2015 mendatang.
Menurut Sohibul, terdapat beberapa faktor yang akan membuat pimpinan KPK yang dihasilkan tidak akan independen. Diantaranya proses penerimaan yang dilakukan dengan sistem pendaftaran.
"Sistem ini akan memicu orang untuk berkompetisi untuk menang. Mereka akan melakukan sesuatu supaya menang, termasuk manipulasi," katanya beberapa waktu lalu.
Selain itu, proses fit and proper test yang akan melibatkan DPR menurutnya juga menjadi salah satu titik rawan yang menggoyang independensi para calon pimpinan KPK.
"Nggak mungkin menang kalau kita tidak punya orang di DPR supaya menjadi sponsor kita," ungkapnya.
Selain dua persoalan diatas, ia juga menyebutkan tingginya intervensi presiden terhadap KPK menjadi faktor lain yang membuat independensi KPK tidak akan terjaga dengan baik. Betuk intervensi ini terlihat mulai dari pembentukan tim seleksi yang sepenuhnya ditentukan oleh presiden.
"Orang yang sekarang ini perempuan semua itu kan penipuan belaka. Dia (pansel) itu harus ikut kemauan presiden kalau nggak ya nggak boleh, sama seperti tim 9 yang dulu dibentuk nggak ada independensinya. Kalau KPK tidak memiliki otoritas dan independensi untuk apa itu," demikian Sohibul.[rgu]
KOMENTAR ANDA