
Kepala Resort Bekancan BBTNGL, Wayan Dadu mengatakan, burung tersebut disita dari salah seorang petani yang mengaku menangkap burung tersebut dari ladang miliknya. Si pemilik sendiri menurutnya dengan sukarela langsung menyerahkan satwa dilindungi tersebut saat petugas menjelaskan status satwa yang dilindungi tersebut.
"Ketika kami tanya, yang bersangkutan mengaku baru 2 minggu memeliharanya. Ia menangkapnya di kebun miliknya," kata Wayan, Jumat (26/6/2015).
Wayan menjelaskan Rangkong merupakan salah satu satwa dilindungi karena populasinya yang semakin menipis. Penurunan populasi Burung Rangkong ini terjadi akibat tingginya perburuan untuk mengambil paruh rangkong yang memiliki harga tinggi di pasar gelap.
"Rangkong ini informasinya yang mahal itu paruhnya. Satu paruh bisa bernilai jutaan rupiah," ujarnya
Burung Rangkong yang disita petugas diperkirakan masih anakan. Hal ini terindikasi dari ukuran tubuhnya yang berukuran sekitar 30 cm, serta belum mampu untuk terbang. Sementara burung dewasa menurut petugas biasanya memiliki ukuran tubuh lebih besar dan lebih tinggi serta mampu untuk terbang.
"Kalau dia indukan jauh lebih besar, kalau yang ini kan masih tergolong kecil untuk jenis Rangkong Papan. Belum mampu terbang lagi ini," ungkapnya.
Rencananya burung rangkong tersebut akan dirawat oleh pihak BBTNGL hingga mampu terbang sebelum nantinya dilepasliarkan ke hutan.[rgu]
KOMENTAR ANDA