Sebanyak 7.549 jiwa (1.986 KK) warga Desa Jaraya, Kutatengah, Sigarang garang, Mardingding, Kutagugung dan Kutarayat dievakuasi oleh aparat BPBD Karo bersama TNI, Polri, dan relawan pada Senin (15/6) malam seiring dengan peningkatan status Gunung Sinabung ke level awas.
"Kondisi ini menyebabkan jumlah pengungsi saat ini menjadi 10.714 jiwa (2.882 KK)," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, (Selasa, 16/6).
Pengungsi tersebut tersebar di 10 pos penampungan.
1) Jambur Lau Buah Batu 315 KK/ 882 jiwa.
2) Paroki G.Katolik Kabanjahe 297 KK/ 974 jiwa.
3) Gdg Serbaguna KNPI Kabanjahe 76 KK/ 275 jiwa dan 105 KK/ 481 jiwa.
4) Gdg Serbaguna GBKP Kabanjahe 135 KK/ 454 jiwa.
5) Jambur Sempajaya 412 KK/ 1.462 jiwa.
6) Gudang Jeruk Surbakti 182 KK/ 660 jiwa.
7) Jambur Tongkoh dan Tahura 666 KK/ 2.728 jiwa.
8) Jambur Korpri 296 KK/ 1.200 jiwa.
9) Jambur Tanjung Mbelang 265 KK/ 948 jiwa.
10) GPDI Ndokum Siroga 133 KK/ 650 jiwa.
"Pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi terus ditingkatkan. Anak-anak sekolah diantar jemput menggunakan truk Kodim Karo. Kebutuhan mendesak bagi pengungsi adalah permakanan, air bersih, MCK, selimut, makanan bayi, dan lainnya," sambung Sutopo.
Selain itu, ada 2.053 KK (6.179 jiwa) warga Sinabung yang tinggal di hunian sementara. Mereka disewakan rumah dan lahan pertanian oleh pemerintah sejak Juni 2014 hingga sekarang.
"Mereka berasal dari Desa Sukameriah, Bekerah, Simacem, Kuta Tonggal, Berastepu, Gamber, dan Kuta Tonggal. Pemerintah memberikan uang sewa rumah (Rp 3,6 juta/KK/tahun) dan sewa lahan pertanian Rp 2 juta/KK/tahun. Nantinya 2.053 KK ini akan direlokasi ke tempat yang lebih aman," tandas Sutopo.
Dia menambahkan, sejak status Gunung Sinabung dinaikkan ke level Awas hingga saat ini, erupsi dan luncuran awan panas masih berfluktuasi.
"Ditingkatkannya status Awas disertai dengan bertambahnya area yang harus dikosongkan yaitu 7 km di disisi tenggara dan selatan dari puncak kawah Sinabung menyebabkan jumlah pengungsi terus bertambah," tandasnya.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA