Menyikapi perundingan kedua tim Golkar kemarin, Poros Muda Golkar berpandangan bahwa tidak ada sesuatu yang substansial yang diputuskan. Pasalnya, kedua kubu hanya berputar pada semangat yang sama untuk mensukseskan Pilkada,
"Meski demikian Poros Muda Golkar tetap memberikan apresiasi terhadap pertemuan tim kedua kubu kemarin. Namun kami tidak melihat ada hal yang substansial yang produktif bagi Golkar berkaitan dengan sukses untuk mengikuti dan memenangkan pilkada serentak yang akan datang, " ujar tokoh Poros Muda Golkar, Andi Sinulingga kepada MedanBagus.com, Selasa (16/6).
Menurut Andi, saat ini Golkar baik kubu Aburizal Bakrie dan Agung Laksono tak perlu lagi membuang waktu setelah islah. Golkar kubu ARB dan kubu AL segera melakukan konsolidasi dan membicarakan siapa yang akan memimpin Tim Penjaringan Pilkada.
"Sulit disatukan siapa yang akan menandatangani surat dalam Pilkada. Apakah kubu ARB atau kubu AL. Atau mungkin bisa di-cross. Kalau ARB sebagai ketum, maka Zainuddin Amali yang tanda tangan. Begitu juga sebaliknya, Jika Al sebagai ketum, maka Idrus Marham yang akan menandatangani," kata juru bicara Poros Muda Golkar ini.
Andi melanjutkan, setelah dua hal tersebut dapat disepakati, maka akan cukup bagi Golkar untuk memaksimalkan penjaringan calon kepala daerah yang akan diusung.
"Waktu yang tersedia hanya 40 hari ke depan. Belum potong lima hari sebelum lebaran dan 5 hari setelah lebaran," ujar dia sambil menambahkan bahwa untuk kepentingan bersama Golkar, perlu kebesaran jiwa dari tokoh-tokoh utama di Golkar hari ini.
"Poros Muda Golkar berpendapat bahwa golkar tidak perlu membuang waktu lagi setelah islah. ARB dan Idrus Rarham harus duduk dengan AL dan Zainuddin Amali secara langsung dan segera memutuskan untuk sukses dalam pilkada," tandas dia. [hta]
KOMENTAR ANDA