Jalan berliku dan kompleksnya permasalahan di seputaran Pilkada menjadikan ajang kontestasi pemimpin daerah itu tidak menarik. Pasalnya, sejak pertama kali digelar hingga Pilkada terakhir pada 2013 lalu sistem pemilihan kepala daerah secara langsung terbukti gagal dan rusak.
Hal itu lah yang membuat setiap kali hajatan Pilkada digelar, tingkat partisipasi politik rakyat menurun.
"Tidak ada yang menarik dari apa yang kita inginkan dari perubahan. Salah satu contoh, soal sosok calon, apakah incumbent atau bukan, tidak ada tokoh yang menjanjikan perubahan. Tidak ada tokoh yang muncul. Karena sistem rekrutmennya (Pilkada) sudah rusak sejak awal," ujar Ketua Badko HMI SUmut Anggi Ramadhan Harahap saat berbicara di Forum Diskusi Medan Bagus, "Masih Perlukah Pilkada" di Jus Kuphi, Sabtu (13/6).
Menurut Anggi, keadaan yang semakin parah itu akan berujung pada keapatisan partisipasi warga setiap kali Pilkada digelar.
"Lebih parah lagi ketika terjadi politik transaksional yang dilaporkan. Namun ternyata Bawaslu dan KPU sudah duduk bersama dengan kandidat. Jadi, siapa pun pemimpinnya akan begini saja Kota Medan " ujar Anggi. [hta]
KOMENTAR ANDA