
Kepala BBTNGL, Andi Basrul mengatakan dari penyelidikan sementara praktik perdagangan paruh burung Rangkong ini sudah berlangsung selama belasan tahun.
"Dari pengakuan sementara mereka mengaku kegiatan ini sudah berlangsung belasan tahun," katanya di Kantor BBTNGL, Jalan Selamat, Medan, Minggu (14/6/2015).
Selain paruh Burung Rangkong, petugas juga menyita peralatan berburu kedua tersangka berupa senapan angin yang sudah dimodifikasi, timbangan, dan 2 unit handphone. Keduanya terancam UU no 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem dengan ancaman 5 tahun penjara dan denda Rp 100 juta. Penyidik sendiri masih mengembangkan kasus ini untuk mencari kemungkinan pelaku lain yang terlibat dalam praktik perdagangan Paruh Burung Rangkong tersebut.[rgu]
KOMENTAR ANDA