post image
KOMENTAR
Penunjukkan Sutiyoso sebagai calon Kepala BIN oleh Presiden Jokowi terus disorot. Jika banyak pihak mengaitkan Sutiyoso dengan kasus Kuda Tuli, jurnalis investigasi asal Amerika Serikat Allan Nairn menyebut mantan Wandanjen Kopassus itu terlibat kejahatan dalam dua kasus lainnya.

"Wartawan Balibo dieksekusi oleh orang-orang Sutiyoso. Sekarang Jokowi ingin mengangkatnya sebagai kepala BIN," kata Alland dalam akun twitternya @AllanNairn14  (Kamis, 11/6).

Kasus Balibo terjadi pada tanggal 16 Oktober 1975. Allan melampirkan link sejumlah arsip berita terkait catatan kasus Balibo dan kaitannya dengan Sutiyoso. Salah satu link yang dia lampirkan adalah link soal artikel yang dimuat di Canberra Times pada 14 Juli 2007 lalu. Artikel yang diarsipkan di situs East Timor and Indonesia Action Network (ETAN) itu mengangkat judul CT Exclusive: Sutiyoso 'Led Torture in Timor'.

Allan pun menyebut bahwa Sutiyoso pernah berupaya menghindari kasus Balibo saat di Australia pada tahun 2007 lalu.

"Jenderal Sutiyoso kabur dari Australia pada tahun '07 untuk menghindari pertanyaan soal pembunuhan 5 jurnalis (di Balibo)," sambung Allan.

Selain itu, menurut Allan, Sutiyoso terlibat dugaan penggunaan kekerasan untuk membersihkan wilayah kumuh Jakarta saat ia menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Dalam kicauan selanjutnya ia pun melampirkan laporan dari Human Right Watch (HRW) yang dirilis pada September 2006. Lampiran laporan HRW setebal 115 halaman itu berjudul "Condemned Communities, Forced Evictions in Jakarta".

Secara garis besar, laporan tersebut berisi ulasan soal penggunaan kekuatan yang berlebih oleh pemerintah Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur Sutiyoso untuk membersihkan daerah kumuh perkotaan.

"Sutiyoso menggunakan preman Forum Betawi Rempug (FBR) untuk mengusir warga miskin Jakarta. Sekarang Jokowi ingin mengangkatnya sebagai kepala BIN," kicaunya.

Sebagai informasi, Allan Nairn merupakan seorang jurnalis investigasi asal negeri Paman Sam yang fokus menulis soal kebijakan luar negeri Amerika Serikat di negara-negara seperti Haiti, Guatemala, Indonesia, dan Timor Timur.

Pada tahun 1993, ia pernah menerima penghargaan Memorial Prize Pertama Robert F. Kennedy untuk Radio Internasional karena peliputan di Timor Timur.[hta/rmol]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa