Pengurus Golkar kubu Aburizal Bakrie sedari awal sudah bertekad untuk tidak akan main kasar, apalagi melibatkan preman dalam kisruh internal partai.
Penegasan itu disampaikan politisi Golkar kubu Aburizal, Tantowi Yahya, mengenai aksi anarki sejumlah pihak yang menyerbu kantor DPP Golkar pada Senin (8/6).
Menurutnya, masyarakat juga sudah tidak bisa dibohongi lagi dengan pemutarbalikan fakta bahwa pihak penyerang itu adalah kubu AburizaI.
"Saya yakin publik tahu yang mana yang mengedepankan etika dan dialog dalam mencari kebenaran. Yang mana yang mengedepankan kekerasan dalam mencari pembenaran," ujar Tantowi saat dihubungi wartawan (Selasa, 9/6).
Lebih lanjut, Wakil Ketua Komisi I DPR RI itu menegaskab bahwa kubu Agung Laksono sudah tidak berhak berkantor di Anggrek Neli. Pasalnya, sesuai putusan pengadilan, yang berhak menjalankan DPP sekarang adalah kepengurusan hasil Munas VIII di Riau, yaitu duet Aburizal Bakrie-Idrus Marham.
"Jadi yang berhak berkantor di sana adalah DPP hasil Munas Riau. Itu amar putusan PTUN dan PN Jakut," tandasnya. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA