Kesalahan Presiden Joko Widodo yang menyebut Kota Blitar sebagai kota kelahiran Bung Karno merupakan kesalahan yang sangat fatal.
Menurut sejarawan Peter Kasenda, seharusnya Presiden Joko Widodo mempelajari dan mencari data mengenai kelahiran serta perjalanan perjuangan hingga saat kematian Presiden pertama RI Soekarno. Sehingga, kesalahan penyebutan Kota Blitar dalam pidato peringatan hari kelahiran Proklamasi Joko Widodo tidak terjadi.
Peter juga menambahkan, sebagai seorang presiden, Joko Widodo hendaknya membaca pidato yang akan dibacakan didepan masyarakat
"Jokowi harusnya menyaring data-data pidato yang akan dia bacakan, jangan langsung dibaca. Fatal akibatnya kesalahan seperti itu," ujar Peter saat diskusi di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (6/06)
Lebih jauh Peter menjelaskan, Blitar adalah kota tempat dimakamkannya Soekarno, dan bukan berarti di Blitar pula ayah dari Megawati Soekaroputri itu dilahirkan.
"Kota Blitar sebagai tempat dimakamkannya Soekarno, merupakan keputusan politik Soeharto. Soekarno dimakamkan di Blitar karena untuk menjauhkan Soekarno dari pusat kekuasaan Soeharto," pungkas Peter. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA