Walikota Medan, Dzulmi Eldin dinilai sebagai orang yang paling bertanggung jawab dalam insiden rubuhnya bangunan yang akan dijadikan Vihara di Komplek CBD Polonia, Medan, Kamis (4/6/2015) kemarin. Dalam insiden tersebut belasan pekerja terluka dan harus dilarikan ke rumah sakit. Demikian disampaikan Ketua Presidium Gerakan Transparansi Anggaran Rakyat (Getar) Arief Tampubolon.
Pembangunan gedung tanpa IMB tersebut menurutnya tidak akan berjalan jika Edlin jeli melihat pelanggaran aturan dalam pembangunannya. Anehnya, Dzulmi Eldin justru ikut dalam proses peletakan batu pertama tanda dimulainya pembangunan gedung yang akan dijadikan Vihara tersebut.
"Walikota Medan harus bertanggungjawab dengan pekerja yang mengalami luka maupun kritis akibat insiden itu. Sudah tahu bangunan itu tidak punya IMB, namun Eldin tetap meletakkan baru pertama pembangunan Vihara itu," katanya, Jumat (5/6/2015)
Arief menduga, Dzulmi Eldin telah menerima setoran dari pihak pengembang untuk hadir dalam acara seremonial peletakan batu pertama pembangunan Vihara tersebut.
"Tidak mungkin saja Eldin tidak tahu bahwa bangunan itu tidak mempunyai IMB. Eldin Sepertinya tutup mata dan diduga telah menerima setoran untuk meletakkan batu pertama pembangunan Vihara itu," akunya.
Arief mengatakan, jika memang Eldin tidak menerima setoran dari pihak pengembang, ia harus menjelaskan kepada masyarakat terkait bangunan yang tidak memiliki IMB tersebut.
"Jika memang tidak terbukti menerima setoran , Eldin harus berani memerintahakan TRTB untuk merubuhkan bangunan itu. Jika tidak berarti Eldin memang terbukti menerima setoran dari pihak pengembang untuk melancarkan bangunan tersebut," jelasnya.
Arief juga mengaku, akibat tidak adanya IMB pembangunan Vihara itu menyebabkan terjadi kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"Kita menduga banyak Vihara yang dibangun di Medan juga tidak mempunyai IMB," pungkasnya.[rgu]
KOMENTAR ANDA