Aparat TNI/Polri tidak perlu menanggapi serius tantangan perang dari kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Puron Wenda dan Enden Wanimbo beberapa waktu lalu.
Anggota Legislatif Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI dari dapil Papua, Muhammad Yudi Kotouky meminta TNI/Polri lebih mengedepankan pendekatan persuasif, humanis, dan religius agar menekan konflik dan kekerasan di bumi cenderawasih tersebut
"Lakukanlah dialog dan komunikasi yang komprehensif (menyeluruh) dan solutif bagi Papua," ujar legislator yang menduduki kursi di Komisi II Bidang Pemerintahan, Otonomi Daerah, Aparatur Negara, Agraria, dan Komisi Pemilihan Umum itu dalam keterangan tertulis yang dikirim ke redaksi, Jumat (29/5/2014).
Muhay, biasa dia disapa mengatakan pernyataan ini sebagai bentuk kepedulian terhadap tanah kelahirannya karena adanya ancaman perang terbuka dari kelompok separatis yang bermarkas di Lany Jaya, Papua, tersebut.
Dia tambahkan, meski OPM mengakui sudah menyiapkan persenjataan, namun pemerintah tetap harus meninggalkan pendekatan militer atau cara-cara lama dalam menghadapi Papua. Pendekatan dialog dalam meredam gejolak masyarakat harus dikedepankan.
"Selain itu, penegakan hukum, sosial, pembangunan ekonomi, pendidikan, infrastruktur, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, harus ditingkatkan," tambah peraih 102.536 suara pada pemilu pileg 2014 silam ini.
Sebagai putra daerah, dirinya ingin hukum ditegakkan setinggi-tingginya kepada setiap pelanggaran yang ada di Papua. Tidak hanya untuk masyarakat, tapi juga untuk pihak keamanan yang selama ini sering terjadi. Hal itu agar tidak ada lagi konflik dan kekerasan di tanah Papua
"Kita sebagai sesama anak bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus melakukan berbagai upaya agar tidak terjadi lagi konflik dan kekerasan di bumi Papua tercinta," tandasnya.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA