Bayi berusia 1,8 bulan bernam Bilkis meninggal dunia setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Permata Bunda, Jumat (29/5/2015) malam.
Bilkis yang merupakan warga Tanjung Balai ini dirawat di Rumah Sakit tersebut sejak Sabtu (23/5/2015) lalu.
Namun, keluarga korban menilai pihak rumah sakit tidak profesional sehingga membuat pasien meninggal dunia.
Pihak keluarga bernama Agus Salim yang mewakili Ibu korban Mita Arnisa (22) mengaku, bayi perempuan itu awalnya mengalami demam dan kerumut. Ia lalu membawa korban ke Rumah Sakit di Tebing Tinggi. Namun setelah disuntik, badannya biru-biru sehingga dibawa ke RS Permata Bunda.
Setibanya di RS Permata Bunda, Bilkis sempat dibawa ke ruang ICU dan kemudian opname di ruang anak lantai III. Namun, pada Jumat (29/5/2015),kondisi Bilkis semakin kritis, sehingga menganjurkan supaya Bilkis ditangani secara serius ke ruang ICU.
Akan tetapi, perawat mengatakan harus ada persetujuan pihak keluarga sekaligus sebagai jaminan. Setelah terjadi argumentasi, akhirnya disepakati sebagai penjamin adalah Agus Salim dan akan membayar semua perawatan pada tanggal 4 Juni 2015.
Bilkis tidak kunjung dibawa ke ruang ICU dan tetap dibiarkan di ruang anak. "Saya menjenguk Bilkis sekira pukul 12.00 wib dan setelah saya jamin biaya supaya dimasukkan ke ruang ICU, lalu saya pulang. Namun, sekira pukul 19.00 wib. Saya mendapat telepon kalau Bilkis sudah meninggal. Begitu saya tiba di rumah sakit, ternyata Bilkis tidak dibawa ke ruang ICU," kesalnya.
Agus menilai, penanganan RS Permata Bunda tidak profesional. Bahkan ketika diminta medical record, pihak rumah sakit tidak bersedia memberikannya.
"Masa pihak rumah sakit bilang, medical record baru bisa diberikan kalau biaya rumah sakit sudah dibayar. Rumah sakit apa ini," ungkapnya dengan rasa kecewa.
Setelah sebagian biaya perawatan dibayar, barulah mayat Bilkis dibawa pulang. Kemudian, pihak rumah sakit melalui seorang dokter bersedia memberikan keterangan kepada Agus Salim. Setelah mendapat penjelasan dari dokter itu, keluarga pasien ini pulang. [ben]
KOMENTAR ANDA