Puluhan personil kepolisian kembali berjaga di sekitar Gedung Bank Danamon, Jalan Diponegoro, Medan, Jum'at (29/5/2015) pagi ini. Penjagaan ini menurut salah seorang sumber di kepolisian, disebabkan adanya informasi bahwa Bank Danamon akan kembali didemo oleh massa Solidaritas Masyarakat Islam (Somasi) atas dugaan penghinaan agama yang dilakukan oleh pihak manajemen saat memecat salah seorang petugas security bernama Hendrik Waluyo beberapa minggu lalu.
Hendrik Waluyo dipecat dari pekerjaannya karena alasan meninggalkan tugas untuk melaksanakan Sholat Jum'at. Hal ini langsung mendapat protes keras dari Solidaritas Masyarakat Islam (Somasi) yang melakukan aksi unjuk rasa pada Jum'at (22/5/2015) lalu dan menyerukan agar Bank Danamon diboikot.
"Bank yang tidak menghormati umat Islam harus diboikot. Mari kita bangkrutkan bank yang melarang agama Allah," teriak Indra Suheri dari FPI, Jumat (22/5/2015) lalu.
Pihak Bank Danamon sendiri menolak disebut tidak menghormati agama Islam. Regional Coorporation Officer Danamon Kantor Wilayah VI Medan, Hartono Teguh mengatakan manajemen Bank Danamon tidak pernah membatasi kebebasan beragama. Menurutnya, sejak dulu Bank Danamon sangat toleran terhadap keyakinan masing-masing karyawannya dan tidak pernah membatasi mereka untuk menjalankan keyakinan mereka masing-masing.
"Kami dari dulu sangat menghargai kebebasan beragama dan melaksanakan ibadah," ujarnya.
Dalam aksi unjuk rasa minggu lalu, pihak pengunjuk rasa dan manajemen Bank Danamon sudah menyepakati beberapa hal seperti menambah jam istirahat karyawan beragama Islam pada hari Jum'at agar mereka bisa menjalankan ibadah Sholat Jumat dan menuntut agar karyawan yang diduga melakukan penghinaan agama tersebut dipecat dan beberapa tuntutan lainnya. Sejauh ini belum diketahui apa yang membuat massa tersebut disebut akan melakukan aksi lanjutan di bank tersebut.[rgu]
KOMENTAR ANDA