Hingga kini Sumareta Utara terus didatangi imigran gelap. Tercatat, jumlah pendatang pengharap suaka dari negara tetangga itu sudah mencapai 1.918 jiwa. Kebanyakan mereka berasal dari Myanmar dan Bangladesh.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Kesbangpol Sumut Eddy Syofian dalam Rapatap kordinasi kominda (Komite Intelijen Daerah) Sumut Jumat (22/5).
"Jumlah imigran itu terungkap dalam Rakor kominda (Komite Intelijen Daerah) Sumut bersama pihak Divisi Imigrasi Sumut, lembaga internasional urusan pengungsi IOM dan Kesbangpol kabupaten/kota yang memiliki perairan laut dan pantai di Sekretariat Kominda Badan Kesbangpol Sumut, Kamis (21/5)," kata Eddy Syofian seperti dilansir Antaranews.
Eddy menyampaikan, dari penjelasan pihak imigrasi maupun IOM ada dua bentuk permasalahan imigran gelap.
Adapun imigran gelap dari suku Rohingya/Myanmar yang terusir dari negaranya dan tidak diterima lagi dikategorikan sebagai suaka.
Sedangkan warga Bangladesh dan warga lainnya mereka disinyalir mencari pekerjaan bahkan menjadi korban perdagangan manusia.
Eddy mengatakan, saat ini sembari menunggu keputusan Pusat, Rakor menyimpulkan Tim Terpadu Penanganan Imigran Gelap itu sebaiknya mendayagunakan Tim Terpadu Gangguan Keamanan Dalam Negeri yang sudah terbentuk.
Pemkab/pemkot juga diminta untuk siap membantu bila ada imigran gelap masuk dan segera berkoordinasi dan berkomunikasi dengan Imigrasi, aparat keamanan dan IOM Perwakilan Sumut.
"Rakor juga mendorong Pemerintah Pusat untuk segera memberi arahan kepada pemerintah daerah dalam penananganan imigran gelap," katanya. [hta]
KOMENTAR ANDA