Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Marie Harf mengatakan mereka siap untuk membantu negara-negara di Asia Tenggara seperi Indonesia, Malaysia dan Thailand untuk menangani banyaknya imigran yang rentan dan terjebak di lautan Asia Tenggara. Demikian pernyataan tertulisnya yang diterima oleh redaksi, Kamis (21/5/2015).
Isu mengenai penanganan imigran ilegal baik dari Rohingya maupun dari negara-negara lain ini menurutnya akan menjadi pembahasan penting pada Konferensi tanggal 29 Mei di Bangkok, Thailand.
"Kami percaya semua negara di kawasan yang terkait dengan isu ini akan menghadiri konferensi ini yang juga akan dihadiri oleh delegasi tingkat tinggi AS," katanya.
Amerika Serikat menyambut baik keputusan Malaysia, Indonesia, dan Thailand untuk bekerja sama menegakkan tanggung jawab berdasarkan hukum internasional, dan memberikan bantuan kemanusiaan serta penampungan bagi 7.000 imigran yang rentan dan terjebak di lautan Asia Tenggara. Amerika Serikat mendesak negara-negara lain di kawasan tersebut dan komunitas internasional untuk mendukung upaya-upaya tersebut.
"AS terus mendesak negara-negara di kawasan untuk mengambil langkah-langkah proaktif secara cepat untuk menyelamatkan nyawa para imigran dan pencari suaka yang sekarang berada di laut dan tidak menghalau setiap kapal baru yang datang. Wakil Menlu Blinken, dalam lawatannya baru-baru ini mengutarakan di Jakarta bahwa Amerika Serikat siap membantu negara-negara di kawasan yang sedang menanggung beban dan menyelamatkan hidup. Kami memiliki kewajiban bersama untuk menjawab keinginan para imigran yang telah mempertaruhkan nyawa mereka di laut," tambahnya.
Saat ini, AS sedang mempertimbangkan secara aktif dua opsi bantuan yang tidak dijelaskan secara spesifik. Namun bantuan tersebut akan diawali dengan bantuan keuangan.
"Jika UNHCR dan IOM menunjukkan tanda perlunya dana tambahan untuk membantu pemerintah dalam membangun hal-hal seperti fasilitas penerimaan dan menjamin prosedur pemeriksaan perlindungan, kami akan mempertimbangkan permohonan tersebut. Kami akan mendorong pemerintah negara-negara lain untuk memberikan tanggapan secara cepat dan dermawan, dan kami akan siap menghadapi banding jika ada yang mengajukan," ujarnya.
"Malaysia dan Indonesia telah meminta bantuan untuk memukimkan kembali para pengungsi. Kami sedang mempelajari dengan hati-hati permohonan tersebut. Kami siap memimpin upaya multinasional apapun yang dikoordinasi oleh UNHCR untuk memukimkan kembali para pengungsi yang paling rentan. Sejauh ini, lebih dari 1.000 pengungsi Rohingya telah dimukimkan kembali di AS selama tahun anggaran ini. Kami telah memberikan bantuan kemanusiaan senilai hampir 109 juta dolar AS bagi kaum Burma yang rentan ini sejak awal tahun anggaran," demikian Marie Harf.[rgu]
KOMENTAR ANDA