Sebagai sebuah permainan sekaligus olah raga otak, catur Karo yang pernah populer di masanya kini mulai dimainkan lagi.
Perlahan namun pasti, permainan ini mulai mudah dijumpai di sejumlah warung kopi di Kota Medan. Pemandangan Anak muda ataupun orang tua, lelaki atau perempuan yang saling duduk berhadapan menghadap sebilah papan catur pun mulai terbiasa dilihat.
Berbagai komunitas yang menggandrungi permainan sekaligus olahraga ini pun terus bertumbuhan. Bahkan, sejumlah kompetisi pun telah digelar sejak beberapa waktu belakangan sebagai ajang silaturahmi dan pengenalan catur Karo.
Tak terbendung, permainan sekalius asah otak ini kian menjamur memenuhi Kota Medan. Tak hanya di komunitas kelompok etnis Karo, catur ini pun dimainkan oleh orang-orang yang menggandrungi permainan strategi.
Tak heran, catur yang memiliki kekhasannya sendiri ini pun dengan mudah bersanding dengan permainan strategi seperti catur konvensional, clash of clan, maupun permainan sejenisnya.
Sekadar panduan, sebuah komunitas penggandrung olahraga ini, Persatuan Catur Karo (Percaka), memberikan sedikit informasi pengenalan terhadap permainan adu strategi ini.
Catur Karo atau masyarakat Suku Karo menyebutnya sebagai satur adalah permainan pikiran oleh dua orang seperti permainan catur pada umumnya. Perbedaan antara catur Karo dengan catur internasional terdapat pada bentuk papan catur dan jumlah bidak catur yang dimainkan. Perbedaan lainnya adalah pada gerakan bidak raja, yakni sebelum kena skak, raja dapat sekali bergerak seperti layaknya gerakan kuda atau gerakan dua kolom kearah vertikal dan horizontal.
A. Papan Catur Karo
Papan catur karo memiliki 64 kotak (8 baris dan 8 kolom). Papan catur ini tidak disusun dalam dua warna berselang-seling (hitam dan putih) sepertihalnya pada papan catur internasional. Tetapi papan catur Karo terdiri dari dua garis secara menyilang yang terdapat pada setiap kotaknya.
B. Bidak Catur Karo
Bidak atau buah catur Karo terdiri dari 37 buah, dimana pada sisi buah "putih" terdiri dari 17 buah, sementara pada buah "hitam" terdiri dari 20 buah dan tersusun sebagai berikut:
1. Raja
- Putih (1)
- Hitam (1)
2. Menteri
- Putih (2)
- Hitam (1)
3. Gajah
- Putih (2)
- Hitam (2)
4. Kuda
- Putih (2)
- Hitam (2)
5. Tir
- Putih (2)
- Hitam (3)
6. Bidak (Pion)
- Putih (8)
- Hitam (11)
Adapun susunan atau letak bidak catur pada papan permainan catur Karo adalah sebagai berikut:
1. Raja
- Putih (D1)
- Hitam (E8)
2. Menteri
- Putih (E1) dan (D1)
- Hitam (D8)
3. Gajah
- Putih (C1) dan (F1)
- Hitam (C8) dan (F8)
4. Kuda
- Putih (B1) dan (G1)
- Hitam (B8) dan (G8)
5. Tir
- Putih (A1) dan (H1)
- Hitam (A8), (E8), dan (H8)
6. Bidak
- Putih (A2), (B2), (C2), (D3), (E2), (F2), (G2), (H2), (A3), (B3), dan (C3)
- Hitam (A7), (B7), (C7), (D6), (E7), (F7), dan (G7)
C. Gerakan Bidak Catur Karo
Sebelum bertanding, pecatur memilih warna buah yang akan dimainkan. Pemegang buah putih memulai langkah pertama, yang selanjutnya diikuti oleh pemegang buah hitam secara bergantian. Setiap langkah hanya boleh menggerakan satu bidak saja. Bidak dipindahkan ke petak kosong, ataupun yang ditempati oleh bidak lawan, yang berarti menangkapnya dan memindahkan bidak lawan dari permainan.
Setiap bidak catur memiliki gerakan yang unik sebagai berikut:
- Raja
Sebelum di skak dapat bergerak seperti layaknya gerakan kuda atau gerakan dua kolom kearah vertikal dan horizontal. Selebihnya dapat bergerak satu petak ke segala arah. Raja juga memiliki gerakan khusus yang disebut rokade yang turut melibatkan sebuah benteng.
- Tir
Dapat bergerak sepanjang petak horizontal maupun vertikal, tetapi tidak dapat melompati bidak lain.
- Gajah
Dapat bergerak sepanjang petak secara diagonal, tetapi tidak dapat melompati bidak lain.
- Menteri
Memiliki gerakan kombinasi dari Tir dan Gajah.
- Kuda
Memiliki gerakan mirip huruf L, yaitu memanjang dua petak dan melebar satu petak. Kudalah satu-satunya bidak yang dapat melompati bidak-bidak lain.
- Bidak (Pion)
Dapat bergerak maju (arah lawan) satu petak ke petak yang tidak ditempati. Pada gerakan awal, pion dapat bergerak maju dua petak. Pion juga dapat menangkap bidak lawan secara diagonal, apabila bidak lawan tersebut berada satu petak di diagonal depannya. Pion memiliki dua gerakah khusus, yaitu gerakan menangkap en passant dan promosi.
D. Rokade
Rokade merupakan gerakan khusus dalam permainan catur. Namun demikian rokade pada permainan catur Karo berbeda dengan catur internasional. Bila pada catur internasional dimana rokade dilakukan dengan cara Raja bergerak dua petak menuju Benteng (Tir) di baris pertamanya, kemudian Tir sekaligus diletakkan pada petak terakhir yang dilalui Raja. Namun pada catur Karo dilakukan dengan cara Tir bergerak dua petak menuju Raja, pada permainan selanjutnya barulah Raja diletakkan pada petak terakhir yang dilalui Tir. Ketika Tir sudah ditarik mengarah ke Raja, dan meskipun setelah itu terjadi skak, maka Raja masih dapat melakukan gerakan Rokade.
Adapun syarat-syarat rokade pada permainan catur Karo adalah sebagai berikut:
- Bidak Raja dan Tir yang akan dilibatkan dalam rokade harus belum pernah bergerak.
- Tidak ada bidak lain diantara Raja dan Tir
- Raja tidak sedang di-skak, dan petak-petak yang dilalui Raja tidak sedang diserang oleh bidak lawan.
E. En passant
Ketika bidak bergerak dua petak maju dan ada bidak lawan yang berada satu petak dalam baris tujuan, maka bidak lawan dapat menangkap dan menempati petak yang baru saja dilalui bidak tersebut (seolah-olah bidak tersebut bergerak satu petak maju). Namun, gerakan ini hanya dapat dilakukan sesaat setelah gerakan bidak maju dua petak, atau hak lawan untuk melakukan gerakan en passant ini hilang.
F. Promosi
Ketika bidak telah maju hingga menempati baris paling akhir, berbarengan dengan gerakan maju tersebut, bidak dipromosikan dan harus ditukar dengan bidak berdasarkan keinginan pemain, yaitu Menteri, Tir, Gajah, ataupun Kuda dengan warna yang sama. Pada umumnya, bidak dipromosikan menjadi Menteri. Tidak ada peraturan yang membatasi bidak yang dipilih sebagai promosi, jadi dimungkinkan memiliki bidak yang melebihi jumlahnya waktu awal permainan.
G. Skak
Ketika Raja sedang diserang oleh satu atau lebih bidak lawan, keadaan ini disebut dengan skak. Pemain yang Rajanya diskak harus menggerakkan Rajanya supaya tidak terserang. Hal ini dapat dilakukan dengan menangkap bidak lawan yang menyerang, menutup serangan lawan dengan menempatkan sebuah bidak di antaranya (apabila yang menyerang Menteri, Tir, atau Gajah dan ada petak kosong di antara Raja dan bidak lawan), atau memindahkan Raja ke petak yang tidak sedang diserang. Rokade tidak diijinkan apabila Raja sedang diskak.
H. Akhir Permainan
Tujuan permainan adalah mencapai posisi skak mat. Hal ini bisa terjadi bila Raja terancam dan tidak bisa menyelamatkan diri ke petak lain. Tidak selalu permainan berakhir dengan kekalahan, karena bisa terjadi pula peristiwa seri atau remis di mana kedua belah pihak tidak mampu lagi meneruskan pertandingan karena tidak bisa mencapai skak mat. Peristiwa remis ini bisa terjadi berdasarkan kesepakatan maupun tidak. Salah satu contoh remis yang tidak berdasarkan kesepakatan - tetapi terjadi adalah pada keadaan remis abadi. Keadaan remis yang lain adalah keadaan pat, dimana yang giliran melangkah tidak bisa melangkahkan buah apapun termasuk Raja, tetapi tidak dalam keadaan terancam skak. Dalam pertandingan catur pihak yang menang biasanya mendapatkan nilai 1, yang kalah 0, sedang draw 0.5. [hta]
KOMENTAR ANDA