post image
KOMENTAR
Pengamat Politik Universitas Sumatera Utara, Agus Suryadi mengatakan penempatan sosok perempuan sebagai calon walikota untuk Pilkada Medan 2015 merupakan posisi yang sangat strategis. Hanya saja ia mengingatkan agar dalam memilih calon tidak hanya didasarkan pada pertimbangan gender saja, namun harus memperhatikan kemampuan dan elektabilitas dari calon perempuan tersebut.

"Salah satu strategi terbaik itu kalau dipasangkan menjadi wakil. Kalau dipaksakan menjadi nomor satu (walikota) masih berat untuk menyaingi calon laki-laki," katanya, Jum'at(15/5/2015).

Agus Suryadi menjelaskan, terdapat perbedaan yang mencolok antara masyarakat Kota Medan dan Sumatera Utara pada umumnya dengan daerah-daerah di Pulau Jawa seperti Surabaya dan Klaten. Menurutnya sensitifitas masyarakat untuk memilih pemimpin dari kalangan perempuan lebih tinggi dibandingkan Medan dan Sumatera Utara. Hal ini juga yang menurutnya membuat kans calon perempuan untuk memenangkan Pilkada Medan masih cukup berat meskipun popularitasnya "didongkrat" jelang pilkada.

"Waktu yang ada sangat sempit, sehingga yang realistis menempatkan perempuan pada nomor 2. Sehingga nanti yang dilihat adalah sosok nomor satu, kemudian sosok perempuannya. Walau tidak terlalu terkenal, tapi bisa mencuri sentimen perempuan," jelasnya.

Diketahui sejumah nama terus bermunculan untuk maju di Pilkada Medan. Nama-nama dari kalangan laki-laki masih terlihat lebih mumpuni untuk memenangkan pilihan masyarakat seperti incumbent Dzulmi Eldin, Ramadhan Pohan, Hasyim, RE. Nainggolan, Hardi Mulyono, Iskandar ST, Dedi JP Harahap dan sejumlah nama lainnya.

Sementara itu dari tokoh perempuan yang disebut-sebut juga akan turut maju diantaranya, Camelia Panduwinata Lubis, Mutiah Hafid, Nur Hasanah dan sejumlah nama lainnya.[rgu]

KPU Kota Medan Gandeng Media untuk Sosialisasikan Tahapan Pilkada

Sebelumnya

Penundaan Pelantikan Kepala Daerah di Kepulauan Nias akan Membuat Kepulauan Nias Semakin Mundur!

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga