Aksi unjuk rasa guru honorer di depan Kantor Walikota Medan, Jalan Kapten Maulana Lubis, sempat diwarnai dengan aksi tidur dijalan, Rabu (13/5/2015). Aksi ini mereka lakukan karena mengaku putus asa tidak masuk dalam daftar honorer yang diangkat menjadi CPNS pada tahun 2014 lalu. Sedangkan beberapa data bodong menurut mereka justru lolos melalui jalur honorer.
Aksi tidur di jalan ini mengakibatkan arus lalu lintas menjadi lumpuh. Para pengendara tidak dapat melintas di Jalan Maulana Lubis karena terhalang oleh para pengunjuk rasa. Petugas kepolisian yang mencegah aksi tersebut sempat bersitegang dengan mereka sebelum para pengunjuk rasa akhirnya mengalah.
"Kami sudah bekerja selama 15 hingga 20 tahun namun tidak juga diangkat PNS. Ada juga pegawai honorer yang lulus ujian, namun tidak juga diberi surat pengangkatan," ujar salah satu guru honorer SD Negeri Tuntungan bernama Siska.
Ia menyatakan, bahwa gaji guru honorer di SD negeri tempatnya mengajar hanya digaji Rp200 ribu perbulan.
"Gaji kami tiga bulan sudah tidak dibayar pak. Kami juga punya anak dirumah," jelasnya.
Ia mengaku, banyak tenaga honorer yang baru mengabdi sudah mendapatkan surat penangkatan yang diduga melalui jalur nepotisme.
"Kami juga meminta usut dugaan manipulasi data tenaga honorer KI dan K2 . Kita juga minta pengangkatan tenaaga honorer tanpa test cat sesuai pp 56 tahun 2012. Walikota Medan juga harus membuat Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) KI dan K2 yang tidak lulus sesuai permintaan menpan dan bkn," pungkasnya.[rgu]
KOMENTAR ANDA