Ratusan massa dari Aliansi Masyarakat Peduli Rohingya bersama warga asli rohingya Myanmar melakukan aksi unjukrasa di depan Kantor Komjen Amerika Serikat di Uniland Plaza, Jalan MT Haryono, Kecamatan Medan Timur, Selasa (12/5/2015).
Dalam aksinya, mereka meminta pemerintah Indonesia dan Amerika untuk segera menghentikan kejahatan kemanusian dan pelanggartan Ham terhadap etnis Rohingya.
Koordinator aksi, Riki A Panyalai mengaku, etnis rohingya dibunuh secara massal dan dipaksa keluar dari arakan Myanmar secara tidak manusiawi.
"Rumah-rumah penduduk dibakar, para kaum wanita diperkosa dan anak-anak juga tidak luput dibunuh. Hal ini jelas membuat kondisi rohingya sendiri terpaksa harus menyelamatkan diri dengan perahu-perahu tua dan menyeberang ke negara-negara tetangga seperti Bagladesh, Thailand, Malaysia dan Indonesia," katanya.
Ia mengakun, kondisi pelanggaran Hak Asasi Manusia (Ham) tersebut hingga kini masih berlangsung dan penderitaan masyarakat Rohingya belum berakhir, bahkan semakin memprihatinkan. Dimana, mereka hidup dibawah garis kemiskinan yang parah.
"Di negara tetangga sendiri, mereka juga diusir hingga harus hidup berhari-hari bagai "Manusia Perahu" yang menyebabkan ratusan Rohingya meninggal dunia. Beberapa hari yang lalu sekitar 500 orang dari Rohingya ditemukan terdampar di pantai Aceh," sebutnya.
Warga Rohingya Said Husein mengaku warga Myamnar meminta kepada Pemerinta Amerika Serikat, PBB, Asean, untuk menghentikan kejahatan kemanusian terhadap masyarakat Rohingya di bumi Arakan.
"Hentikan kekerasan terhadap kami. Kami minta pemerintah Amerika Serikat segera untuk mendesak pemerintah Myanmar untuk menghetikan segala bentuk kekerasan yang dilakukan sehingga nantinya tidak ada lagi muslim Rohingya yang menjadi korban," pungkasnya.[rgu]
KOMENTAR ANDA