Sebagai pelindung dan pengayom masyarakat, Polisi dituntut untuk sigap dalam mengantisipasi maraknya kasus kejahatan dan peredaran narkoba di Sumatera Utara.
Hal ini merujuk pada pemberitaan media massa secara kualitas dan kuantitas tentang tren kejahatan yang terus meningkat.
"Polisi harus membuat langkat yang tidak monoton, sehingga tidak mudah dibaca oleh penjahat. Artinya, penanganan jangan hanya sebatas ada kejadian baru bergerak. bukan harus menunggu laporan baru bergerak, sedangkan kejahatan tetap saja terulang," kata Direktur Lembaga Advokasi Perlindungan Konsumen (LAPK) Farid Wajdi, Minggu (10/5/2015).
Farid mengaku, kepolisian perlu meningkatkan patroli keamanan dan membuat terobosan baru dalam mencegah tindakan kriminal di Sumatera Utara.
"Peningkatan patroli sangat penting, karena masyarakat rindukan kehadiran polisi di tengah-tengah mereka. Melihat kondisi keamanan dan banyaknya kasus kehatan terkini situasinya sudah sangat miris. Polisi wajib lebih mengintensifkan patroli lapangan," ujar Farid.
Selain itu, kata Farid, polisi harus meningkatkan fungsi intelejen dalam mengungkap pelaku kejahatan. Dengan begitu, dapat mendeteksi keberadaan pelaku kejahatan, baik ketika akan melakukan aksi kejahatan, maupun salam pelarian setelah melakukan tindak kejahatan.
"Perlu ada tindakan tegas dari pihak kepolisian untuk memberantas kejahatan yang marak terjadi saat ini di Kota Medan dan Sumatera Utara. Fungsi intelijen harus ditingkatkan, karena untuk mengantisipasi bentuk perampokan yang marak terjadi. Saat ini intelijen merupakan bentuk pengamanan paling penting, dalam upaya penggagalan tindak kejahatan ini," jelasnya.
Ia mengaku, masyarakat menaruh harapan besar kepada polisi untuk mengungkap dan menuntaskan kasus-kasus yang ada.Namun kehadiran polisi dengan patroli rutin akan lebih baik lagi untuk tindakan preventif (pencegahan).
"Perlu dipahami, sebenarnya polisi sudah paham akan pengenalan kejahatan di suatu wilayah, atau pemetaan wilayah rawan kejahatan. Harusnya ada tindakan khusus atas wilayah-wilayah rawan," pungkas Farid. [ben]
KOMENTAR ANDA