post image
KOMENTAR
Penasihat hukum Partai Golkar versi Munas Bali, Yusril Ihza Mahendra, geram dengan pemberitaan tentang perlunya Hakim Teguh Setya Bhakti mundur sebagai hakim yang menyidangkan perkara sengketa kepengurusan Partai Golkar.

Menurut Yusril, pemberitaan yang disebarluaskan stasiun televisi swasta milik petinggi salah satu partai politik pendukung pemerintah itu sebagai upaya menggiring opini publik di tengah ketakutan pihak-pihak tertentu kalah dalam persidangan sengketa kepengurusan beringin.

"Ini jurus dewa mabuk takut kalah di Pengadilan. Kita adu argumen saja di sidang, bukan bangun opini seperti ini," kata Yusril dalam akun twitternya, @Yusrilihza_Mhd.

Menurut Yusril, opini bahwa Hakim Teguh Setya yang saat ini menjadi hakim ketua perkara sengketa kepengurusan Golkar harus mundur karena ada konflik kepentingan dengan dirinya sangat menyesatkan.

Di dalam pemberitaannya, televisi tersebut menyebut konflik kepentingan bisa muncul karena Hakim Teguh Setya pernah meminta bantuan Yusril sebagai saksi ahli saat melakukan uji materi terhadap Undang Undang PTUN, Undang-Undang Peradilan Umum, dan Undang-Undang Peradilan Agama di Mahamah Konstitusi pada 2012, sementara saat ini Yusril menjadi penasihat hukum Golkar kubu Ical.

"Saya memberi keterangan ahli secara profesional dibawah sumpah di sidang MK dianggap "membantu". Opini ngawur," kecam Yusril.

Geram diopinikan demikian, Yusril pun menantang pemilik stasiun televisi tersebut untuk berdebat.

Yusril ingin debat dilakukan secara terbuka.
 
"Bagusnya Metrotv bikin acara debat antara saya dengan Surya Paloh dan @NajwaShihab kupas masalah ini. Berani gak?" tantang Yusril.

Kicauan Yusril direspon beberapa netizen. @taufikahmad255, misalnya, penasaran kapan debat akan dilakukan.

"Ya tergantung Surya Paloh dan Najwa Shihab. Saya tunggu aja...," jawab Yusril kepada akun milik Opick Ghizoe itu.

Menjawab @ariz_twt, Yusril menegaskan dirinya sama sekali tidak keberatan bila Komisioner Komisi Yudisial mengikuti dan mengawasi sidang PTUN secara langsung.

Seperti diketahui, pemberitaan menggiring opini yang dibuat televisi milik Surya Paloh tersebut dibuat dengan mengutip pernyataan Komisioner Komisi Yudisial Taufiqurrahman Syahur.

"Silahkan. Saya tidak keberatan dan tidak takut," demikian Yusril.[rgu/rmol]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa