Salah seorang petugas yang dilaporkan melakukan pelecehan profesi sekaligus pemukulan terhadap wartawan Hairan Andalas, Thamrin Samosir, Bripda M Ageng Pratama membantah perlakuan itu.
"Tidak ada kami memukul dia bang, lihat saja ada mukanya memar rupanya," jelasnya, Senin (6/4).
Dirinya mengaku hal ini merupakan bentuk kesalahpahaman. "Ditantangnya kawanku bang. Katanya macam betul aja polisi ini semua. Tersulut emosi kawanku, ditariknya baju si wartawan itu," jelasnya.
Ia mengaku, rekan-rekan sesama Sabhara yang melihat langsung melerai keduanya.
"Kami melihat langsung melerainya. Jadi tak ada kami memukul dia. Orang tuanya polisi, tapi dihinanya polisi seperti itu. Katim kami juga melerai kejadian itu bang," jelasnya.
Dirinya mengaku, korban juga mengatakan bahwa bahwa penjagaan yang kami lakukan adalah ilegal.
"Katanya penjagaan kami ilegal dan hanya untuk mencari uang. Padahal ini langsung perintah Kapolresta Medan dan ada surat perintahnya bang. Jadi tidak pantas dia ngomong seperti itu. Kita sama wartawan kan mitra, jadi tidak mungkin kami lakukan seperti itu," ujarnya.
Sementara, Kasat Sabhara Polresta Medan, Kompol Tris Lesmana Zeviansyah saat dikonfirmasi mengaku tengah menelidiki kasus ini. "Masih kita lidik dan akan kita panggil anggota untuk mengetahui kejadian yang sebenarnya," pungkasnya. [hta]
KOMENTAR ANDA