RMOL. Presiden Joko Widodo disarankan untuk segera mengocok ulang kabinetnya dalam waktu dekat. Setidaknya, kocok ulang atau reshuffle kabinet itu dilakukan sebelum bulan puasa Ramadhan tahun ini. Lebih baik bila dilakukan satu bulan sebelum itu.
"Dalam landscape politik kita, bulan puasa memiliki arti penting dan siginifikan. Bila sampai bulan puasa tidak ada juga perubahan signifikan yang diperlihatkan Kabinet Kerja situasi politik bisa semakin buruk," ujar pengamat politik dari FISIP UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Teguh Santosa, dalam perbincangan dengan redaksi beberapa saat lalu.
Menurut hemat Teguh, pemerintahan Jokowi yang baru berusia beberapa bulan ini telah melakukan banyak blunder, dan seperti pertandingan bola, kemelut di depan gawang. Berbagai kebijakan pemerintah dinilai tidak mengena di hati rakyat dan menimbulkan keraguan akan kemampuan Presiden Jokowi memimpin pemerintahan.
"Yang paling menonjol adalah prestasi tim ekonomi yang jeblok. Pertama, kebijakan yang diambil tidak pro rakyat. Kedua, kebijakan yang tidak pro rakyat itu terlihat diputuskan tanpa komando yang jelas," kata dia lagi.
"Kalau susunan tim ekonomi yang seperti itu dipertahankan, bisa jadi bumerang yang melesat ke arah Pak Jokowi," katanya lagi.
Menurut hemat Teguh, masih banyak anggota masyarakat yang tidak percaya Jokowi yang dikenal sederhana dan merakyat itu mengambil kebijakan yang tidak pro rakyat. Atas dasar pertimbangan inilah, belakangan muncul spekulasi ada upaya menggergaji Jokowi dari sisi ekonomi.
"Karena bagaimanapun jeleknya kebijakan tim ekonomi itu yang dihujat rakyat ya tetap Pak Jokowi," demikian Teguh.
Bila susunan tim ekonomi Kabinet Kerja diperbaiki sebulan sebelum puasa, Teguh menilai ada waktu yang cukup bagi Jokowi untuk menghindarkan serangan yang lebih besar lagi pada dan pasca bulan puasa. [zul]
KOMENTAR ANDA