Ada kesedihan dibalik derita yang dialami oleh para pengungsi erupsi gunung Sinabung. Sejak pertengahan 2014 lalu, baru sekitar 50 unit rumah relokasi para pengungsi erupsi gunung Sinabung yang siap ditempati para pengungsi.
Sejak pengerjaan rumah relokasi itu, banyak truk-truk besar dan kendaraan berat berada di hutan Siosar, Kecamatan Merek, untuk mengambil ribuan kubik batang kayu yang ditebang untuk membuat rumah itu.
"Kenapa begitu banyak pohon yang ditebang untuk membangun rumah relokasi bagi pengungsi erupsi gunung Sinabung, namun baru 50 unit rumah yang siap dihuni," jelas koordinator relawan erupsi gunung Sinabung bernama Santo, Jumat (3/4/2015).
Dirinya menduga, ada permainan mafia untuk mencari keuntungan dari kesedihan para pengungsi ini.
"Saya rasa disini ada permainan mafia, karena pemerintah tidak pernah memberikan informasi terbuka soal kayu yang ditebang dan kemana perginya," katanya.
Untuk itu, ia meminta kepada pemerintah Kabupaten Karo untuk menjelaskan dan mengusut soal ini.
“Jangan jadi alasan demi pembangunan relokasi, lalu semena-mena di kawasan hutan. Itu salah besar. Kami berharap pemerintah untuk menyelesaikan maslaah ini dan mengurangi beban pengungsi erupsi gunung Sinabung," pungkasnya. [ben]
KOMENTAR ANDA