post image
KOMENTAR
"Sudah lama kampung kami ini jadi basis peredaran narkoba, kami sudah sangat resah!!... pengakuan ini muncul dari ucapan salah seorang warga Jalan Sentosa Lama, Kelurahan Sei Kera Hilir II, Kecamatan Medan Perjuangan bernama Arifin.

Dengan wajah yang terlihat menahan amarah, tokoh agama ini mengatakan "rusaknya" kampung mereka tersebut dikarenakan beberapa bandar narkoba selalu menjadikan perkampungan mereka sebagai tempat transaksi. Mereka juga heran aksi seperti itu bahkan kerap dilakukan secara terbuka oleh para pengedar yang menurutnya jarang "tersentuh" oleh polisi.

"Anak saya sudah dua yang kena (kecanduan)," ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

Pengakuan dari Arifin ini diamini oleh Wakil Kepala Satuan (Wakasat) Narkoba Polresta Medan, AKP Rosyid Hartanto. Menurutnya, kampung yang dikenal dengan istilah wilayah Pondok Seringgit tersebut memang sudah menjadi target operasi mereka dalam operasi Antik (operasi pencegahan peredaran narkoba).

"Memang kawasan tersebut sudah menjadi target kita karena masyarakat sering menginformasikan adanya peredaran narkoba yang meresahkan mereka," sebutnya.

Ungkapan ini dibuktikan oleh polisi dengan "menyerbu" wilayah tersebut pada Senin (30/3/2015) kemarin. Sedikitnya 11 orang bandar narkoba diringkus dari belasan rumah yang digeledah oleh puluhan polisi bersenjata lengkap. Satu diantaranya merupakan perempuan yang juga diduga ikut dalam bisnis tersebut.

"Ia menduduki barang bukti narkoba sembari menangis dan menggendong anak kecil. Ternyata itu untuk mengelabui petugas," ungkapnya.

Dari 11 bandar narkoba yang tertangkap, polisi mengidentifikasi beberapa diantaranya merupakan orang yang sudah lama mereka cari yakni Icang. Lelaki keturunan tionghoa yang sudah berkali-kali keluar masuk penjara karena kasus narkoba.

"Ini Icang merupakan TO kami," ujarnya.

"Penyerbuan" Pondok Seringgit ini tidaklah mudah, petugas sempat mendapatkan perlawanan dari masyarakat yang diprovokasi oleh para bandar tersebut. Beruntung, warga segera sadar bahwa petugas yang datang merupakan polisi yang bertujuan untuk membersihkan kampung mereka dari narkoba. Namun, perlawanan tersebut sempat dimanfaatkan oleh beberapa bandar lain untuk melarikan diri.

"Mereka melompat dari atap-atap rumah sehingga lolos," kata Rosyid.[rgu]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel