post image
KOMENTAR
Presiden Jokowi diingatkan agar tidak merusak tatanan hukum dan demokrasi yang sudah dibangun selama ini hanya untuk menyalurkan hasrat kekuasaan.

"Jangan merusak tatanan hukum dan demokrasi yang sudah coba kita bangun. Hidup ini gak semata-mata hanya untuk mengejar kekuasaan, tapi juga melaksanakan amanah dan kewajiban," ujar pengamat politik dari UI Muhammad Budyatna kepada wartawan, Kamis (26/3).

Dia mencontohkan semua tatanan kehidupan berkembangsaan saat ini menjadi heboh dan kisruh sejak Jokowi menjadi presiden karena pelanggaran demi pelanggaran yang dilakukannya, termasuk  melanggar janji-janjinya bekerja untuk rakyat dan tidak untuk kekuasaan.

"Dari sejak awal mulai dari walikota, gubernur, presiden tidak ada hentinya nafsu kekuasaannya.Setelah jadi presiden kehebohan dan kekisruhan masih berlanjut di lembaga-lembaga negara, di DPR, DPD, MPR, Kejaksaan Agung, pembentukan kabinet, Polri, Kemenkumham. Semua mau dikuasai," tambahnya.

Dia yakin sebenarnya Jokowi tahu tentang hal itu dan memahami apa yang terjadi. Dia pun mencontohkan kasus pemilihan Kapolri yang justru menjadi kisruh yang berujung konflik KPK-Polri.

Begitu juga dengan kisruh partai yang disebabkan oleh Menkumham Yasona Laoly yang notabene anak buahnya. Tidak mungkin Yasona melakukan hal itu sendiri tanpa sepengetahuan atasannya atau presiden.

"Saya tidak percaya kalau Yasona melakukan hal itu sendiri dan Jokowi pun tak mungkin membiarkannya dan dia pasti tahu perbuatan anak buahnya mencederai demokrasi dan hukum, tapi toh tidak ada tindakan terhadap Yasona," ujar Budyatna.

Jokowi pun diingatkan untuk bisa menerima kritik dan tidak hanya menerima masukan-masukan para penjilatnya. Bagaimanapun kritik itu ibarat obat yang menyehatkan, sementara apa yang dilakukan para penjilat adalah racun yang harus dijauhi.

"Orang-orang partai yang belakangan bergabung ke Jokowi adalah orang-orang pragmatis yang tidak punya loyalitas.Mereka Cuma sedang mencari makan meski harus menjilat. Tapi Jokowi harus hati-hati karena jilatan itu beracun yang bisa membunuhnya," tandasnya.[hta/rmol]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa