Terlalu percaya, membuat Presiden Jokowi tidak sadar para pembantunya di Kabinet Kerja tidak becus dalam mengemban tugas. Melonjaknya harga beras telah membuktikannya. Padahal, siapa saja presiden yang tidak bisa mengendalikan harga beras, akan bisa jatuh.
Ekonom senior DR. Rizal Ramli mengatakan, sekarang pilihannya hanya ada satu, yaitu reshuffle kabinet. Khusunya untuk pos-pos bidang ekonomi.
"Kita semua dalam posisi mendukung kepemimpinan Jokowi. Makanya kita harus mengingatkan dia, supaya program Trisaksi dan Nawacita bisa direalisasi," ujar Rizal Ramli saat bersilaturahmi dengan Relawan Jokowi di Jakarta, Selasa malam (24/3).
Menurut Komisaris Utama BNI 46 ini, aksi-aksi di berbagai kota yang belakangan ini semakin marak mengkritisi pemerintah, diharapkan bisa mengingatkan Presiden Jokowi bahwa ada sesuatu yang terjadi tanpa campur tangan dirinya sebagai kepala negara. Setidaknya, informasi yang masuk malah ngawur.
Bukti valid situasi yang tidak disadari Presiden Jokowi adalah kenaikan harga beras. Hingga akhirnya Bulog mengadakan operasi pasar besar-besaran, sebelumnya harga beras telah naik Rp 500 per minggu selama 10 minggu. Bandar beras di Cipinang yang mempunyai jatah alokasi beras Bulog, hanya mengedarkan beras kepada kelompoknya saja, sehingga dengan mudah mengatur harga beras. Selama 10 minggu, mereka menaikkan harga beras Rp 500 per minggu, sehingga harga beras langsung melonjak.
"Dulu waktu saya menjadi Kepala Bulog, saya memantau harga beras tiga kali dalam sehari. Kami membuat software untuk mengingatkan harga beras. Naik Rp 50 lampu kuning, naik Rp 100 lampu merah, dan saya langsung mengambil tindakan. Jangan main-main soal beras, siapa saja presiden bisa jatuh kalau harga beras tidak terkendali," sebut Rizal Ramli mengingatkan.
Dalam kondisi begini, sambung Menko Perekonomian era Gus Dur ini, pilihan tunggal Jokowi adalah melakukan reshuffle kabinet.
"Kemampuan menteri terkait sudah mentok, tak cukup lagi dengan imbauan. Kemampuannya memang hanya sampai di situ, tak bisa diharapkan lebih banyak. Maklum saja, menteri kelas Kw 3 'kualitas 3'," ujarnya.
Mengenai antisipasi atas realitas politik terkini, Rizal Ramli berpendapat, PDI Perjuangan harus tetap menjadi basis utama Presiden Jokowi. "Saya lama bergaul dengan Megawati Soekarnoputri, dia itu pegang janji, pegang omongan dan tidak mudah berubah," tandasnya. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA