post image
KOMENTAR
Tidak banyak partai politik yang mampu menjaga dinamika internal dalam kerangka menjaga marwah dan ideologi politik untuk kepentingan rakyat dan merawat demokrasi.

"Salah satunya adalah PDI Perjuangan, yang mana marwah dan ideologi partai, setidaknya di internal tertib terjaga," kata pengajar politik dan pemerintahan Universitas Padjadjaran Bandung, Muradi (Minggu, 22/3).

Muradi mencium, saat ini ada wacana sejumlah pihak yang berupaya menjauhkan trah Soekarno  dari PDI Perjuangan. Tentu saja wacana ini bagian dari skema melemahkan marwah dan ideologi partai moncong putih tersebut.

Padahal, Muradi menegaskan, partai dengan marwah dan ideologi politik yang kuat akan mampu menstimulasi keberhasilan memperjuangkan kepentingan rakyat dalam skema sistem demokrasi. Dengan kata lain, harus dilihat bahwa dinamika politik internal PDI Perjuangan adalah bagian dari menjaga marwah dan ideologi partai.

"Harus dihormati pilihan kader moncong putih tersebut untuk memilih kembali Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum PDI Perjuangan pada kongres mendatang, karena itu bagian dari praktik demokrasi internal,” ujarnya.

Memilih kembali Megawati sebagai ketua umum PDI Perjuangan pada kongres April mendatang, kata dia, harus dipahami sebagai bagian dari menjaga marwah dan ideologi partai. Sebab, sampai saat ini, langkah tersebut dinilai berhasil karena PDI Perjuangan merupakan salah satu partai dengan regenerasi politik yang  sangat baik.

"Figur Jokowi, Gandjar Pranowo, Tri Rismaharini, dan sebagainya adalah buah dari proses tersebut," jelasnya.

Di tangan Megawati pula, lanjut dia, PDI Perjuangan mampu menjaga partai dari sejumlah turbulensi politik sejak era Orde Baru hingga saat ini. Dan ada pergeseran peran yang diambil oleh Megawati selama menjadi ketua umum. Pergeseran peran tersebut dalam 10 tahun terakhir membuka ruang bagi kader-kader muda potensial menduduki jabatan strategis politik, baik di internal maupun eksternal.

Langkah ini diambil oleh Megawati karena berbasis pada marwah dan ideologi partai, sehingga warna, karakter dan kultur partai tidak rusak dan hilang. Dengan kata lain, regenerasi politik dan pembaruan kontrak politik di internal harus dapat menjaga marwah dan ideologi partai.

"Tanpa kedua hal tersebut, partai politik akan terjebak pragmatisme dan berpotensi menghancurkan peran partai politik itu sendiri di mata publik," demikian Muradi. [hta/rmol]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa