post image
KOMENTAR
Ada dugaan para pelaku terorisme berkamuflase menjadi penyamun alias begal. Hasil kejahatan digunakan untuk membiayai aksi-aksi teror mereka.

Dugaan tersebut dibenarkan Ketua Forum Komunikasi Pencegahan Teroris (FKPT) DKI Jakarta, Zaenal Musafa, dalam diskusi bertema "Jaga Jakarta Dari Aksi Terorisme" di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (11/3).

Menurut Zaenal, dugaan seperti itu sangat mungkin benar. Pelaku aksi radikalisme dan terorisme memanfaatkan kelemahan di masyarakat.

"Tapi itu harus dibuktikan dulu," tegas Zaenal Musafa.

Agar kekhawatiran tersebut tidak terbukti, dia minta kepada seluruh elemen masyarakat merapatkan barisan, dan juga agar aparat penegak hukum bekerja maksimal.

Khusus Jakarta, dia berpendapat, masih relatif aman dari gangguan teroris karena unsur-unsur keamanan terbaik berada di sini.

"Tapi kita tetap harus waspada," tuturnya.

Di kesempatan yang sama, Ketua Umum Rumah Kreasi Indonesia Hebat (RKIH), Krisbudiharjo, mengatakan, untuk mencegah terjadinya radikalisme dan terorisme pemerintah harus memperhatikan kesejahteraan rakyatnya, seperti yang berada di pemukiman kumuh.

"Masyarakat yang tinggal di daerah kumuh sangat potensial dipengaruhi," tegasnya.

Sebagai Ibukota Negara, DKI Jakarta sangat potensial jadi target terorisme.

Hal senada dikatakan Direktur Deredikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Teroris, Irfan Idris, soal kemungkinan pelaku begal adalah aktor jaringan teroris.

"Pastinya, aksi begal itu sudah meneror masyarakat," ujarnya.

Dalam acara itu, sebagai bentuk kepedulian terhadap keamanan Jakarta dari gangguan terorisme, FKPT DKI mendeklarasikan gerakan "Jaga Jakarta". [hta/rmol]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa