Maraknya aksi kejahatan jalan di Kota Medan yang menyebabkan korbannya meninggal dunia dinilai karena adanya peningkatan konsumsi narkoba di kalangan bawah.
"Saya menilai karena adanya peningkatan mengkonsumsi narkoba, membuat masyarakat menghalalkan segala cara untuk dapat membeli barang haram tersebut," kata Pengamat Sosiologi UMSU, Sohibul Ansor Siregar, Minggu (1/3/2015).
Ia juga menyayangkan, saat ini kita tidak pernah mendapatkan data yang akurat dari lembaga manapun dinegeri ini tentang penyalah gunaan narkoba.
"Statistik abu-abu ini selalu tidak dapat memberi kita penjelasan tentang sebuah fakta, pengakuan Negara atas ketidakmampuan menanggulangi narkoba. Semua ini menjadi data yang menjelaskan bahwa negara telah menyerah kepada narkoba," ungkapnya.
Data dari kalangan ahli menyebutkan, uang yang beredaar di Indonesia terbagi dua, uang narkoba dan uang non narkoba.
"Ternyata uang narkoba itu mencapai 2/3 dari keseluruhan. Jika begitu, pantaslah Negara tidak mampu dan memilih menyerah," katanya.
Ia juga mengaku, adanya intruksi tembak ditempat dinilai tidak akan memberikan efek jera bagi para pelaku kejahatan jalanan di Kota Medan."Itu hanyalah gertakan dan tidak mungkin menuntaskan. Dengan adanya instruksi itu, para pelaku pasti akan lebih berhati-hati," jelasnya.
Untuk itu, guna memberikan rasa aman kepada masyarakat dan meminimalisir aksi kejahatan jalan, Sohibul berharap Polresta Medan dapat mengaktifkan kembali polisi pemburu preman.
"Polresta Medan dapat menyiagakan anggotanya 24 jam di seluruh wilayah hukum Polresta Medan.Negara juga harus dapat dibujuk untuk dapat bekerjasama untuk menuntaskan peredaran narkab ini," pungkasnya.
Sementara itu, Wakapolresta Medan AKBP Hondawantri Naibaho mengaku, aksi pelaku kejahatan jalanan di kota Medan semakin marak terjadi.
"Sebagian besar kejahatan yang terjadi kerap dipicu desakan kebutuhan baik kebutuhan ekonomi maupun kebutuhan untuk mengonsumsi narkoba yang memang menjadi hulu dari maraknya tindak kriminal, "ujarnya beberapa waktu lalu.
Ia mengaku, kondisi ekonomi yang minim dinilai membuat seseorang akhirnya berpikir pendek sehingga melakukan perampokan. Begitu juga desakan kebutuhan konsumsi narkoba, bahkan biasanya pelaku bisa lebih bringas ketika beraksi.
"Permasalahan sosial yang kemudian berujung maraknya aksi kejahatan itu telah berupaya diatasi pihak kepolisian, seperti penyuluhan bahaya narkoba di Kampung Kubur merupakan salah satu bentuk upaya pihak kepolisian. Di sejumlah sekolah atau lingkungan lain juga sudah dilakukan penyuluhan serupa. Ke depan kita berupaya dengan cara-cara lain demi menekan kriminalitas," pungkasnya. [ben]
KOMENTAR ANDA