post image
KOMENTAR
Puluhan orang mengatasnamakan Aliansi Mahasiwa Aceh Medan (AMAM) melakukan unjukrasa di bundaran Majestik, Jalan Gatot Subroto, Jumat (27/2/2015) sore.

Aksi yang dilakukan mahasiswa ini sebagai bentuk protes terharap Perdana Menteri Australia Tony Abbott yang melakukan intervensi agar eksekusi mati pada dua warga mereka yang menjadi terpidana kasus narkoba dibatalkan.

Bahkan Perdana Menteri Australia, Tony Abbott sampai mengungkit bagaimana tangan dingin mereka membantu Indonesia saat dilanda tsunami 2004 lalu.

Selain melakukan aksi unjukrasa, para mahasiswa ini juga melakukan aksi pengumpulan koin dan menari saman.

Koin yang terkumpul nantinya akan diberikan kepada PM Australia sebagai pengganti bantuan yang diberikan Australia untuk korban Tsunami yang melanda Aceh beberapa waktu lalu.

Tak hanya itu,seorang pengunjuk rasa yang badannya dicat merah dan putih melakukan aksi teatrikal. Dia terus terbebani kotak besar bertuliskan "Narkoba".

Aksi teatrikal itu dilakukan didepan replika peti mati dengan tulisan "Hukum". Di bagian depan dan belakang kotak ditempelkan foto Andrew Chan dan Myuran Sukamaran, dua warga negara Australia. Keduanya termasuk dalam  11 terpidana mati yang segera dieksekusi.

"Atas bantuan Australia itu kami berterima kasih. Tapi janganlah dikaitkan dengan masalah hukum. Ini persoalan narkoba, yang merugikan dan merusak generasi muda Indonesia," kata koordinator aksi, Elza Arisa Bayak Mico.

Massa mendesak  Abbott menarik kembali ucapannya dan meminta maaf. Mereka juga mendukung sikap tegas pemerintah untuk memberantas peredaran  narkoba. "Kami mendukung eksekusi mati itu," pungkasnya. [ben]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel