post image
KOMENTAR
Dua pelaku perampokan bernama Riadi Sianturi, warga Pasar V Marelan dan
Hendrik  Simamora, warga Jalan Martubung babak belur di hajar massa di simpang empat Jalan Sutomo / Jalan MT Haryono, Kecamatan Medan Kota.

Kedua pelaku ditangkap karena merampok tas berisi uang Rp348 juta  milik Karni Salim, warga Jalan Duyung, Kecamatan Medan Area yang diketahui pengusaha Garmen,   Kamis (26/2/2015).

Informasi yang dihimpun, kejadian ini bermula saat korban yang mengendaria mobil Kijang Innova BK 1484 IF  hendak menyetorkan uang di bank Mandiri di Jalan Asia.

Saat turun dari mobil, kedua pelaku yang menggunakan kereta Yamaha Jupiter MX  BK 6018 AEB menghampiri korban sembari bertanya.

"Saat turun dari mobil, seorang pelaku  bertanya dimana Bank BRI.Aku jawab, Bank BRI ada di Jalan Thamrin. Disitu, seorang pelaku yang berada diatas kereta langsung merampok tas ku. Aku sempat diancamnya dengan kunci T," katanya.

Sadar jadi korban perampokan, korban lalu berteriak minta tolong. Pengguna jalan yang mendengar teriakan korban, lalu mengejar kedua pelaku hingga ke simpang empat Jalan Sutomo/ Jalan MT Haryono.

Disitu, petugas Satlantas Polresta Medan dan Unit Tipiter yang melihat kedua pelaku langsung menangkap dan menbawanya ke Unit Reskrim Polresta Medan.

Kapolresta Medan, Kombes Pol Nico Afinta Karo -Karo mengaku, pihaknya telah mengamankan kedua pelaku. "Sudah diamankan dan masih menjalankan pemeriksaan di Satreskrim Polresta Medan," jelasnya.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang turut membantu pihak kepolisian dalam mengangkap pelaku kejahatan jalanan tersebut. "Tanpa bantuan masyarakat, kita tidak dapat berbuat apa- apa," jelasnya.

Dari kedua pelaku, polisi mengamankan barang bukti kunci T, uang Rp Rp 348 juta milik korban dan satu unit kereta Yamaha Jupiter milik pelaku.

"Saat diinterogasi, kedua pelaku mengaku telah beberapa kali melakukan aksi perampokan.  Untuk kedua pelaku akan kita kenakan pasal 365 dengan ancaman hukuman diatas 5 tahun penjara," pungkasnya.

Sementara pelaku Hendrik mengaku nekad melakukan perampokan karena terdesak biaya berobat ayahnya."Ayahku sakit bang dan butuh uang berobat. Sekali berobat saja, kami mengeluarkan uang Rp3,8 juta. Rumah kami juga sudah terjual untuk berobat ayah," akunya.

Ia juga mengaku, tidak mempunyai rencana untuk melakukan perampokan tersebut. "Tak ada rencana kami bang. Kami liat bapak itu mau masuk nyetor uang, makanya langsung kami rampok. Kereta yang kami pakai itu punya kawan bang," pungkasnya. [ben]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel