Joko Widodo merupakan Presiden terlemah dalam sejarah Indonesia. Dia tidak sebanding dengan pemimpin negara ini setelah era reformasi, seperti Megawati Soekarnoputri, Abdurrahman Wahid, dan Susilo Bambang Yudhoyono.
"Inilah yang kita hadapi," ungkap pengamat politik senior Arbi Sanit dalam diskusi ILC "KPK-Polri: Tepatkah Putusan Jokowi?" di TVOne tadi malam.
Dalam amatannya, Jokowi hanya hanya mengandalkan blusukan. Sementara dukungan dari rakyat menghambang, tidak bisa dimobilisasi kapan diperlukan.
"Power-nya terlalu sedikit. Dia tidak punya partai. Pengalamannya secara nasional minim sekali. Dia tidak punya teman di elit. Dia bangun elit baru tapi terpisah dengan elit yang lama. Lalu dimana dia berdiri," papar dosen Universitas Indonesia ini.
Karena itu, Jokowi hanya hanya bisa mengandalkan otoritas hak prerogatif presiden. Namun, katanya lagi, Jokowi tak bisa menggunakannya secara efektif karena pengalaman minim.
"Saya tidak tahu apakah dia bisa bertahan dua tahun. Atau kalau dia terus bertahan lima tahun, keadaan kita maju mundur-maju mundur. Ekonomi dijalankan rakyat sendiri, negara tidak bisa membantu. Hukum dan politik selalu gaduh terus, selama lima tahun di bawah Presiden kita ini," pungkas Arbi Sanit.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA