post image
KOMENTAR
Jepang adalah salah satu negara dengan teknologi yang maju. Sumber daya manusia mereka yang dispilin dan cerdas membuat negara ini terus berkembang pesat dengan penemuan-penemuan mengagumkan. Mereka juga memberi dampak dan pengaruh yang cukup luas kepada dunia.

Salah satu kontribusi Jepang pada dunia adalah kendaraan-kendaraan yang mereka produksi. Beberapa merk besar seperti Honda dan Toyota lahir dari kegigihan orang Jepang. Namun, siapa sangka, di negara matahari terbit tersebut, rakyatnya justru malas membeli mobil. Apa penyebabnya?

1. Uji Praktik SIM yang Sulit

Bagi rakyat Jepang, ujian praktik untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi adalah hal yang sangat menakutkan. Peraturan yang diberlakukan dalam ujian tersebut demikian sulitnya bagi warga Jepang, sehingga tidak heran jika rata-rata orang Jepang mengulang hingga lima kali untuk ujian praktik SIM. Bahkan, tak jarang orang Jepang mengulang sepuluh kali sebelum akhirnya lulus tes SIM. Pemerintah Jepang juga memberlakukan sistem ujian yang cukup sulit dan banyak rambu-rambu yang harus diperhatikan. Tentu kita sudah tahu bahwa orang Jepang adalah orang yang sangat disiplin. Oleh sebab itu, dalam berkendara mereka juga menerapkan displin yang sama ketatnya. Mereka mengutamakan keamanan dan kedisplinan, sehingga angka kecelakaan bisa ditekan sekecil-kecilnya.

2. Biaya Parkir Mahal

Tidak seperti di Jakarta, atau kota-kota besar di Indonesia, kantor-kantor di Jepang tidak memiliki lahan parkir yang luas. Di Indonesia, biasanya basement yang sangat luas dan bertingkat dijadikan lahan parkir. Namun tidak di negara sakura tersebut. Mereka mendesain lahan parkir sesempit mungkin agar orang-orang tidak termotivasi bekerja dengan mobil pribadi. Rata-rata kantor pemerintah hanya menyediakan lahan parkir untuk 20-40 mobil saja. Sementara di mall-mall Jepang, kapasitas parkir hanyalah 50-100 kendaraan saja. Sangat jauh jika dibandingkan dengan Jakarta yang bisa menampung ratusan mobil dalam sebuah mall. Tarif yang diterapkan juga tidak main-main. Tarif parkir rata-rata di kisaran 600 Yen atau sekitar Rp.72.000 per jam. Ada juga yang menerapkan tarif per lima belas menit. Jadi, kalau tidak terlalu kaya, biasanya orang Jepang ogah untuk membawa mobilnya ke tempat umum.

3. Biaya Tol Mahal

Jalan tol adalah sebuah usaha pemerintah untuk membuat masyarakat mencapai sebuah tempat dengan lebih cepat. Dengan adanya jalan tol, diharapkan roda perekonomian lebih cepat bergerak, karena distribusi bahan-bahan menjadi lebih cepat. Tapi di Jepang, untuk menikmati fasilitas jalan tol, anda harus mengorek kantong hingga cukup dalam. Tarif tol di Kota Tokyo maupun di kota-kota lain adalah sama yaitu sekitar 600 yen atau sekitar Rp. 72.000 untuk jarak dekat dan 3.000 yen atau Rp. 360.000 untuk jarak jauh. Dengan tarif tol semacam itu, orang Jepang biasanya akan memilih kendaraan umum dan hanya menggunakan kendaraan pribadi untuk hal-hal penting dan mendadak saja.

4. Biaya Membuat SIM yang Mahal

Tidak hanya tes SIM yang sulit dan ketat, untuk mendapatkan SIM, orang Jepang harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Tarif untuk mendapatkan SIM dimulai dari 200.000 yen atau sekitar Rp. 24.000.000. Jika anda orang Indonesia yang telah memiliki SIM, anda masih harus mendaftar administrasi khusus di Jepang untuk mendapatkan SIM Jepang dan harus membayar sekitar 3.000 yen. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, ujian praktik mendapatkan SIM sangatlah sulit, sehingga seseorang bisa mengulang hingga tujuh hingga sepuluh kali. Bayangkan, jika sekali tes saja mengeluarkan lebih dari 20 juta, berapa biaya yang harus diberikan untuk lulus dalam sebuah tes SIM?

5. Transportasi Umum Lebih Cepat

Daripada memiliki mobil dengan sejuta kerumitannya, rakyat Jepang lebih memilih beraktivitas dengan kendaraan umum. Bus-bus di Jepang selalu datang tepat waktu. Demikian pula dengan kereta bawah tanah dan MRT. Meski harus berjejal-jejalan dengan penumpang lain, namun menumpang kendaraan umum sangatlah cepat. Selain itu, menggunakan kendaraan umum juga mengurangi polusi. Itu sebabnya keadaan lalu lintas di Jepang selalu rapi dan tidak awut-awutan, karena semuanya telah diatur dan rakyat-rakyatnya displin.

Memiliki mobil memang memudahkan kita dalam melakukan beberapa hal. Namun, di Indonesia sudah terlalu banyak mobil dan polusi. Kita tentu sudah sering mendengar bahwa orang luar negeri sering kebingungan kenapa orang Indonesia rela mengutang demi membeli mobil yang sebenarnya penggunaannya kurang efektif.

Ini juga menjadi pekerjaan rumah untuk para pemerintah kita. Jika kendaraan umum cepat, tepat waktu dan nyaman, tentu kita akan lebih memilih berkendaraan umum. Semoga suatu saat sistem transportasi kita secanggih Jepang, sehingga kita tidak lagi terjebak macet dan polusi.[rgu/viva]

Bank Sumut Kembalikan Fitrah Pembangunan, Kembangkan Potensi yang Belum Tergali

Sebelumnya

Berhasil Kumpulkan Dana Rp 30 Juta, Pemkot Palembang Sumbang Untuk Beli APD Tenaga Medis

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ragam