post image
KOMENTAR
Pegiat dunia maya geli mendengar Perdana Menteri Australia Tony Abbott meminta Indonesia mengingat sumbangan Negeri Kanguru yang diberikan saat membantu bencana tsunami. Pernyataan ini diungkapkan Abbott supaya Indonesia membatalkan eksekusi mati terhadap dua warga negaranya.

Di Twitter, account @AndhyRomdani tertawa mendengar Tony Abbott meminta pemerintah Indonesia mengingat kembali bantuan Australia untuk korban tsunami Aceh.

"Wkwkwk. Nyumbang kok diungkit-ungkit," kicaunya.

Account @malida_amalia mencibir Perdana Menteri Australia yang mengungkit bantuan negaranya saat Indonesia mengalami bencana Tsunami 10 tahun lalu.

"Oh jadi selama mereka itu minta pamrih. Menyedihkan," cibirnya.

Account @erma_vianti bilang, saat tsunami, pemerintah Indonesia tidak pernah meminta bantuan dari Australia. Namun, Australia sendiri yang ingin membantu.

"Memang dulu Indonesia minta dibantu apa? Kok gembong narkoba dibelain?" kicaunya.

Account @senioradvisor menilai, pernyataan Abbott mengungkit-ungkit masalah bantuan kemanusiaan memalukan. Menurutnya, pernyataan Abbott tersebut sama saja merendahkan negara Australia. "Bukan kelas perdana menteri-lah mengungkit hal ini, sangat memalukan, shame on you," ledeknya.

Account @wong_kam nggak yakin pihak Australia benar-benar membantu Indonesia 1 milyar dolar Australia saat tsunami di Aceh.

"Abbot klaim tuh. Coba dihitung yang betul, jangan-jangan tidak sampai 1 M. Abott ini tak bermoral," ledeknya.

Account @BaimIbrahim bilang, sikap Abbott mengungkit-ungkit sumbangan, telah menjatuhkan harkat dan martabat warga Australia.

"Hahaha, bikin malu orang Australia. Pada ketawa pemimpin dunia kalau tahu kelakuan Abbott," sentilnya.

Account @RetnowatiSejati mengusulkan, ke depan Indonesia tidak lagi menerima bantuan dari Australia. Dia khawatir, negeri Kangguru itu akan meminta balas budi.

"Lain kali bantuan Aussie ditolak saja," kicaunya.

Account @LukyAntoryo mengucapkan terima kasih kepada Australia yang telah membantu sekitar 170 ribu warga Indonesia saat tsunami di Aceh. Namun, ia meminta Tony Abbott untuk menghormati hukum di Indonesia.

"Terima kasih Australia, tapi tolong Anda menghormati keadilan (hukum) Indonesia," kicaunya.

Kemarin, Perdana Menteri Australia Tony Abbott mendesak Indonesia untuk mengingat kontribusi besar Canberra dalam bantuan setelah tsunami dahsyat tahun 2004 dan membayar kemurahan hati itu dengan membatalkan eksekusi dua warganya yang divonis mati dalam kasus perdagangan narkoba di Bali.

Abbott mengatakan, dalam meningkatkan tekanan terhadap Jakarta, ia terus berusaha 'menjadi suara pribadi yang terkuat' kepada Presiden Indonesia Joko Widodo dan memperingatkan bahwa dirinya akan merasa 'sangat sedih' jika permintaannya untuk membatalkan eksekusi itu diabaikan.

"Australia telah mengirim bantuan miliaran dolar," kata Abbott.

Abbott mengatakan, saat tsunami, Australia mengirim sebuah kontingen besar angkatan bersenjata untuk membantu di Indonesia.

"Saya ingin mengatakan kepada rakyat Indonesia dan Pemerintah Indonesia, kami di Australia selalu ada untuk membantu kalian dan kami berharap bahwa kalian mungkin bisa membalas dengan cara ini pada saat ini," mohonnya.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir enggan mengomentari pernyataan Abbott.

"Saya tidak akan berkomentar mengenai ucapan dari PM (Abbott). Ada pepatah Indonesia yang berbunyi ‘orang akan terlihat warna sebenarnya. Jadi saya harap, (komentar) ini tidak akan memperlihatkan warna asli Australia," ujar Arrmanatha Nasir.

Terkait hubungan bilateral Australia dan Indonesia di masa mendatang, Arrmanatha tidak mau berspekulasi. Namun, dirinya menjelaskan esensi utama dari diplomasi. "Ancaman adalah bukan bagian dari hubungan diplomatik," tuturnya.[rgu/rmol]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel