post image
KOMENTAR
Dengan memunculkan enam calon Kapolri baru menggantikan Komisaris Jenderal Pol Budi Gunawan, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) sama saja memecah belah Polri.

Menurut Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S. Pane, keadaan ini dimanfaatkan perwira tinggi bermanuver melakukan segala cara untuk menggantikan Budi, baik membangun pencitraan maupun mencari peluang untuk menggolkan jagoannya.

"Untung semua pihak bersikap menunggu hasil praperadilan Budi terhadap KPK," ujar Neta dalam keterangannya, Minggu (15/2).

Meskipun para perwira tinggi mulai saling sikut, jajaran menengah sampai bawah kepolisian dinilainya cukup solid.
Dikatakannya, mereka anggap apa yang dilakukan KPK terhadap Budi tak sekadar penzaliman terhadap calon Kepala Polri, tapi juga terhadap institusinya.

Jumat pekan lalu (13/2) lalu di Solo, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut Kompolnas sudah mengajukan enam nama calon Kapolri untuk menggantikan pencalonan Komjen Pol Budi Gunawan (BG). Namun, ia mengaku belum menerima secara resmi pengajuan keenam nama itu dari Kompolnas.

Enam nama tersebut adalah mantan Kabareskrim Komisaris Jenderal Suhardi Alius dan Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Anang Iskandar, Kepala Bareskrim Komjen Budi Waseso, Inspektur Pengawasan Umum Komjen Dwi Prayitno, Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Komjen Putut Eko Bayu Seno, dan Wakil Kapolri Komjen Badrodin Haiti.[hta/mbc]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa