post image
KOMENTAR
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) merupakan lembaga yang merekomendasikan sejumlah nama calon Kapolri kepada Presiden Joko Widodo, termasuk nama Budi Gunawan. Namun ironisnya, bukan mengawal dan mempertanggungjawabkan rekomendasinya, Kompolnas malah memunculkan nama baru calon Kapolri.

"Ini sangat naif. Manuver Kompolnas akhir-akhir ini semakin menunjukkan elit-elit di lembaga itu seakan tidak punya etika dan moralitas," kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, alam keterangan beberapa saat lalu, Rabu, (11/2/2015).

Menurut Neta, IPW mengecam sikap dan prilaku Kompolnas yang seperti pedagang. Kasus BG belum selesai, Kompolnas sudah menawarkan "dagangan baru", yakni calon Kapolri baru pengganti BG kepada Presiden.

"Dari enam nama yang digadang-gadang, sebenarnya hanya dua nama yang hendak dijagokan Kompolnas kepada Presiden sebagai penganti BG. Untungnya, Selasa sore kemarin,  dengan alasan tertentu Presiden tidak bersedia menerima Kompolnas yang hendak membawa 'dagangan barunya," ujarnya.

Neta menambahkan, manuver Kompolnas itu sama artinya hendak mem-fait-accompli Presiden, yang pada gilirannya membuat Presiden tidak fokus untuk menyelesaikan masalah calon Kapolri maupun konflik KPK-Polri. Bahkan manuver Kompolnas itu bisa membuat situasi di internal kepolisian kian tidak kondusif.[rgu/rmol]

Menghilangnya Karakter Kebangsaan pada Generasi Z

Sebelumnya

Hilangnya Jati Diri Seorang Siswa

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Opini