Para pedagang di Pasar Simalingkar, Medan, memprotes rencana Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel untuk menghapuskan perdagangan pakaian bekas di Indonesia karena dinilai menularkan HIV AIDS dan mengandung bakteri yang menjadi sumber penyakit.
Menurut mereka, alasan kesehatan yang menjadi dasar menteri untuk menghapuskan pakaian yang oleh orang Medan disebut monza tersebut sangat tidak masuk akal. Terbukti, selama puluhan tahun mereka berjualan pakaian bekas, tidak ada satupun pelanggan mereka yang pernah mengeluhkan tertular penyakit tertentu yang berasal dari pakaian bekas.
"Bukan hanya menjual, kami juga sudah puluhan tahun memakai baju bekas (monza-red) ini. Nggak pernah ada sakit," kata seorang pedagang, Lafaboro Laia, Rabu (5/2/2015).
Laia menyebutkan, isu mengenai adanya penularan HIV dan bakteri lainnya dari pakaian bekas sudah menjadi isu lama yang dihembuskan oleh oknum yang keberatan dengan tingginya animo masyarakat membeli pakaian bekas. Padahal, pakaian bekas ini menurut mereka sudah menjadi sumber mata pencaharian bagi mereka.
"Ribuan pedagang disini menggantungkan hidup dari monza," sebutnya.
Para pedagang berharap, Menteri Rachmat kembali menarik wacana tersebut, sehingga para pedagang tidak terancam kehilangan mata pencaharian mereka.[rgu]
KOMENTAR ANDA