Wacana pemerintah yang ingin menaikkan harga elpiji 3 kg pada Februari 2015 mendatang, dinilai akan membuat harga elpiji subsidi itu menjadi sulit terkendali dan menyusahkan masyarakat.
"Pengguna elpiji 3 Kg adalah konsumen dengan loyalitas tinggi, terlebih lagi secara ekonomi-sosial pengguna elpiji 3 Kg adalah masyakat kurang mampu atau menengah ke bawah. Peningkatan harga jual, meski besaran subsidi tetap. Masyarakat pun kembali susah akibat kenaikan harga gas tersebut," kata Dikektur Lembaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen (LAPK) Farid Wajdi, Sabtu (31/1/2015).
Ia juga mengaku, kenaikan gas 3 kg ini membuktikan pemerintah tidak memikirkan nasib rakyat dan kemampuan daya belinya.
"Pemerintah sekarang ini sudah tidak lagi memikirkan nasib rakyat. Kemarin BBM sudah naik dan membuat harga-harga naik. Meskipun kemudian diturunkan, namun harga-harga kebutuhan masih bertahan tinggi," katanya.
Dikatakannya, pemerintah membuat skema opsional, rencana kenaikan harga elpiji 3 kg menjadi salah satu opsi yang akan dilakukan pemerintah. Opsi lainnya, menurutnya, adalah tidak menaikkan harga elpiji 3 Kk namun mengalihkan subsidi dari sektor lain untuk ‘menambal’ harga elpiji 3 kg.
"Bila pemerintah bersikukuh menaikkan harga dengan angka tertentu, pada kenyataan di lapangan harga elpiji akan naik tak terkendali. Hal inilah yang luput dari perhatian pemerintah," katanya.[rgu]
KOMENTAR ANDA