Nama Sukanto Tanoto diteriakkan oleh massa yang melakukan aksi unjuk rasa memprotes perusahaan-perusahaan yang dinilai merusak Danau Toba dan hutan yang ada disekitarnya. Mereka menyebut pemilik PT Toba Pulp Lestari (TPL) tersebut harus bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan akibat perambahan hutan yang mereka lakukan.
"Sukanto Tanoto atau Tan Kang Hoo harus melihat penderitaan bangsa Batak," teriak pengunjuk rasa di Gedung DPRD Sumatera Utara, Jalan Imam Bonjol, Medan, Senin (26/1/2015).
Masa yang menamakan diri Jalin d Toba yang dikomandoi oleh Boy Marpaung tersebut menyebutkan, sejak beroperasinya perusahaan yang dahulu bernama PT Indorayon Inti Utama (IIU) warga disekitar Danau Toba terus menciptakan kerusakan dibeberapa kabupaten seperti Toba Samosir, Humbang Hasundutan dan Simalungun. Konglomerat yang saat ini tinggal di Singapura tersebut diminta bertanggungjawab.
"Sukanto Tanoto jangan hanya tenang disana. Sementara anak-anak kami semakin tidak jelas masa depannya karena sumber penghasilan orang tuanya dihancurkan oleh TPL," teriak massa lagi.
Aksi massa diterima anggota DPRD Sumut, diantaranya Budiman Nadapdap, Analisman Zalukhu dari PDIP, Mustofowiyah Sitompul (Demokrat), Juliski Simorangkir (PKB). Sejumlah 20 orang perwakilan pengunjukrasa melakukan dialog dengan anggota Komisi D DPRD Sumut itu di ruang Banmus.
Dalam dialog dengan perwakilan pengunjukrasa, anggota dewan berjanji akan membahas persoalan itu pada pertemuan antar komisi dan selanjutnya menyampaikan keluhan masyarakat kepada Presiden Republik Indonesia.
"Kami juga banyak menerima keluhan masyarakat di wilayah kerja operasional PT TPL sehingga persoalan ini harus disikapi secara serius dan jika kemungkinan keberadaan perusahaan itu memang tidak memberi kontribusi positif terhadap masyarakat sekitar sebaiknya harus ditutup, kami sepakat jika perusahaan itu harus tutup," kata Ketua Komisi D DPRD Sumut, Mustofawiyah Sitompul.[rgu]
KOMENTAR ANDA