Walikota Medan Dzulmi Eldin mengungkapkan, meskipun jumlah suku Minang di Kota Medan hanya berjumlah 9 persen dari 2,3 juta jiwa penduduk Kota Medan, namun memiliki peran penting dalam perputaran roda perekonomian kota ini.Hal itu disampaikannya saat menghadiri pelantikan pengurus Badan Musyawarah Masyarakat Minang (BM-3) Kota Medan priode 2015-2020, Sabtu malam (24/1) di Gedung BM-3 Jalan Adinegoro Medan.
Dikatakan Eldin, BM-3 adalah suatu organisasi kedaerahan, dimana organisasi kedaerahan ini tentunya sebagai penguat rasa persaudaraan diperantauan, dan menjadi wadah silaturahmi. Tentunya dengan adanya wadah tersebut, terus berupaya melestarikan adat dan budaya, walaupun jauh dari kampung halaman dan nantinya juga dapat ditularkan kepada kegenarasi muda.
"Saya mengucapkan selamat atas pelantikan pengurus BM-3 Periode 2015-2020. Semoga dengan pelantikan ini BM-3 dan seluruh masyarakat Minang di Kota medan semakin memberikan kontribusinya yang berarti baik bagi kampung halamannya sendiri maupun Koda Kota Medan yang kita cintai ini, “ sebut Eldin dalam pidatonya.
Sementara itu Ketua BM-3 Kota Medan yang baru dilantik dr H Delyuzar mengatakan, siap untuk melaksanakan dan menjalankan amanah serta mengayomi masyarakat Minang yang ada di Kota Medan. "Mari semua pengurus bekerja sama untuk membangun Kota Medan yang kita cintai ini. Saya juga berharap dukungan para sesepuh, ulama tokoh masyarakat Minang dan semua masyarakat Minang didalam menjalankan tugas-tugas yang diamanahkan, guna melestarikan kebudayaan kita," pungkasnya.
BM-3 Kota Medan Periode 2015-2020 dilantik langsung oleh Ketua BM-3 Sumut H Syahruddin Ali SH, dengan komposisi Ketua dr H Delyuzar M Ked, Sp PA (K), Sekretaris Umum Drs H Arlen MJ Msi, Bendahara A Elfi Munar.
Turut hadir pula dalam pelantikan tersebut unsur Forum Koordsinasi Pimpinan Daerah Kota Medan, anggota DPRD Medan Drs Heri Zulkarnaen, sejumlah tokoh adat dan tokoh masyarakat Minang antaranya dr H Rosihan Arbie, Kombes Pol Refdi Andri, Prof DR Khairul Mursin, dan para ninik mamak, cerdik pandai, alaim ulama dan bundo kanduang masyarakat Minang. [hta]
KOMENTAR ANDA